top of page
  • Writer's pictureAkhi

Amar Makruf Nahi Mungkar kepada Penguasa


Kita sudah menyebutkan pada tulisan sebelumnya bahwa pemerintah merupakan lembaga yang dapat melaksanakan amar makruf nahi mungkar dengan kekuasaannya. Ia melaksanakan dan menegakkan hukum. Pada sisi lain, rakyat pun diperintahkan melakukan makruf dan mencegah yang mungkar. Salah satu kemungkaran yang harus dicegah rakyat adalah kezaliman dan penindasan. Penindasan dapat berupa perampasan hak, sejak yang paling dasar seperti kebebasan sampai kepada perampasan hak milik, seperti merampas harta dan menumpahkan darah. Nabi saw. bersabda: Jihad yang paling utama adalah menyampaikan kebenaran di depan penguasa yang zalim. Jika masyarakat melihat orang yang zalim, dan mereka tidak mencegah perbuatannya, Allah akan menimpakan azab kepada mereka seluruhnya. Allah tidak akan menyelamatkan suatu umat, di mana orang lemah tidak dapat dengan aman mengambil haknya dari orang kuat.


Termasuk jihad yang utama dan amar makruf nahi mungkar adalah tindakan pengontrol pengguna kekuasaan. Dari sejarah kita dapat belajar pola yang dilakukan para sahabat, ketika mereka menjalankan amar makruf nahi mungkar kepada penguasa. Untuk in, kita mengambil setting pada zaman 'Ustmin ibn 'Affan. Kita mulai dengan 'All ibn Abú Thalib. Menurut Ali dan kelompok pendukung nya, 'Ali seharusnya menjadi khalifah sesudah Rasulullah saw. Walaupun begitu, ia tidak melakukan perlawanan atau pemberontakan. Bagian berikutnya ini saya kutip dari tulisan saya, Kepemimpinan Politik Islam.


Ketika 'Ali ditanya mengapa ia tidak merebut haknya, bila betul khalifah itu haknya, ia menjawab: "Demi Allah, aku tidak melakukannya bukan karena pengecut, juga bukan karena takut mati. Tetapi perjanjian dengan saudaraku. Rasulullah saw., mencegahku. Ia berkata: 'Hai Abu al-Hasan, sesungguhnya umat akan mengkhianatimu dan memutuskan perjanjianku. Padahal kedudukanmu terhadapku sama dengan kedudukan Hârun terhadap Mûsâ. Aku berkata apa yang kau pesankan kepadaku, Ya Rasulullah, jika itu terjadi.' la berkata: 'Jika kamu mendapatkan pembelamu, segeralah menuju kepada mereka, memperjuangkan hakmu dari mereka. Jika tidak dapatkan pendukungmu, tahanlah tanganmu, peliharalah darahmu, sehingga engkau menyusulku dalam keadaan teraniaya. Kemudian 'Ali berkata: Aku mengambil teladan pada tujuh orang nabi. Pertama, Nah ketika berkata: Aku dikalahkan tolonglah daku (Q.S. al-Qamar: 10). Kedua, Ibrahim al-Khalil ketika berkata: Aku meninggalkan kalian dan apa yang kalian seru selain Allah (Q.S. Maryam: 48). Ketiga, kemenakannya, Luth, ketika berkata kepada kaumnya: Seandainya aku mempunyai kekuatan untuk melawan kamu atau berlindung pada tiang yang kokoh (Q.S. Hûd: 80). Keempat, Yusuf ketika berkata: Maka aku berlari dari kamu karena aku takut pada kamu (Q.S. al- Syu'ara': 21). Kelima, Hârun ketika berkata: Sesungguhnya kaumku menindas aku dan hampir- hampir membunuhku (Q.S. al-A'râf: 50). Keenam, Muhammad ketika lari dari kaum musyrik ke gua."


'Ali berpendapat ia berhak akan jabatan khalifah, tetapi ia tetap memberikan dukungannya kepada pilihan kaum muslim, sampai datang zaman Ustmân. Menurut Mawdûdî:


Namun, 'Ustman ibn 'Affan r.a. ketika mengganti kedudukan 'Umar r.a. mulai menyimpang dari kebijaksanaan ini. Sedikit demi sedikit, ia mulai menunjuk sanak kerabatnya untuk menduduki jabatan-jabatan penting dan memberikan kepada mereka keistimewaan-keistimewaan lain yang menimbulkan protes-protes dan kritikan-kritikan rakyat secara umum.


Ketika Utsman mulai meninggalkan prinsip keadilan, para sahabat yang saleh menyampaikan protes dengan berbagai cara. Ketika Sa'd ibn Abi Waqash, sahabat yang termasuk al-sabiqin al-awwalan, diganti dengan Walid ibn Uqbah, Abdullah ibn Mas'ud keberatan. la tahu Wilid sama sekali tidak layak jadi gubernur. Ibn Mas'ud kemudian mengundurkan diri dari jabatannya sebagai bendahara. la menyerahkan kunci bait almal kepada Walid sambil berkata: "Siapa yang mengubah, Allah akan mengubah apa yang ada pada dirinya. Siapa yang mengganti, Allah akan murka kepadanya. Aku melihat sahabatmu (Utsman) telah mengubah dan mengganti, mengapa ia memakzulkan orang seperti Sa'd ibn Waqash dan mengangkat Walid?"


Walid mengadu kepada 'Utsman. 'Utsman menyuruh agar Abdulih ibn Mas'ud dibawa kepadanya. Orang-orang berkumpul dan ber kata kepada Mas'ud, Tinggallah di sini, kami akan membela Anda dari hal-hal yang tidak Anda senangi." Ibn Mas'üd berkata "ia mempunyai hak kepadaku untuk ditaati. Aku tidak ingin menjadi orang yang pertama membuka pintu fitnah."


Ibn Mas'ud mematuhi Khalifah. Ia melakukan protes dengan mengundurkan diri. Berbeda dengan cara dia dengan cara yang dilakukan Abú Dzar. la berpidato di jalan- jalan, di pasar, mengingatkan orang akan pe nyimpangan pejabat yang diangkat oleh "Usman. Ia mengkritik distribusi kekayaan yang berputar hanya pada dite keluarga 'Utsman. la berkata: "Berilah kabar kepada orang-orang yang menumpuk kekayaan bahwa mereka akan mendapat azab yang pedih." Lalu membaca surah al-Tawbah: 34. Marwan ibn Hakam mengadukan Abú Dzar kepada 'Ustmán. la dianggap meresahkan masyarakat. Utsman mengurus orang untuk melarangnya bicara. Abú Dzar berkata, "Apakah 'Utsman melarangku membaca kitabullah dan mencela orang yang meninggalkan perintah Allah? Sekiranya aku membuat Allah rida dengan kemarahan "Utsman, itu lebih aku cintai dan lebih baik daripada membuat 'Utsman rida dengan kemurkaan Allah."


Utsman kemudian mengirim Abú Dzar ke Syam. Di sini ia mengkritik gaya hidup mewah Mu'awiyah la menegurnya, "Demi Allah, engkau telah melakukan perbuatan yang tidak aku kenal. Demi Allah, perbuatan itu tidak ada dalam kitabullah, juga tidak ada dalam dalam sunah Nabi-Nya. Demi Allah, aku melihat kebenaran dipadamkan, kebatilan dinyalakan, orang jujur didustakan. Orang diistimewakan bukan karena takwa. Orang saleh disingkirkan."


Mu'awiyah mengirimkan kembali Abú Daar ke Ibukota. "Utsman mengusir Abû Dzar ke Rabadzah sehingga ia meninggal dunia di sana. Ketika Marwan mengawal pengusirannya, 'Ali menemui Abú Dzar. 'Ali berkata, "Sesungguhnya engkau marah karena Allah. Harapkanlah rida-Nya yang karena Dia engkau marah. Sesungguhnya orang takut kepadamu demi dunia mereka, sedangkan engkau takut kepada mereka demi agamamu. Tinggalkanlah apa yang ada pada mereka demi apa yang kamu takuti. Tidak menyertaimu kecuali keSenaran, dan tidak meninggalkanmu kecuali kebatilan. Seandainya engkau menerima dunia mereka, mereka akan mencintaimu." Walau pun Abú Dzar melakukan kontrol sosial yang sangat keras, ia tak mau melakukan kekerasan. Abú Dzar mengemukakan alasan mengapa ia tak melakukan perlawanan fisik. Suatu hari, katanya, Rasulullah saw. berkata: "Hai Abú Dzar, apa yang kamu lakukan jika kamu di keluarkan dari Madinah?" Abú Dzar men- jawab, "Aku akan berangkat mencari keleluasaan dan kedamaian schingga aku menjadi mer. pati Mekah. Kata Nabi saw., "Bagaimana kalau diusir dari Mekah?" Kata Abú Dzar, "Kalau begitu, demi Yang Mengutusmu dengan kebenaran, aku akan menggunakan pedangku." Rasulullah saw. berkata, "Maukah kamu aku tunjukkan yang lebih baik daripada itu? Dengar dan taatilah (pemimpinmu), walau pun ia seorang budak dari Habsyi."


Jadi, baik Ibn Mas'ud maupun Abú Dzar melakukan protes, tetapi tidak mau melakukan perlawanan. Keduanya tunduk pada keputusan khalifah. Ibn Mas'ud mengundurkan diri dari jabatannya sebagai bendahara dan meninggalkan Kufah. Ia patuh kepada panggilan Khalifah. Begitu pula. Abú Dzar dengan taat pergi meninggalkan Madinah, pergi ke tanah buangan dan meninggal di sana.


Ammar ibn Yasir bersama teman-teman sekelompoknya mempunyai cara protes yang lain. Mereka menulis surat petisi yang mengecam kebijakan politik Khalifah. Ammar ibn Yasir ditugaskan menyampaikan surat itu, mewakili rekan-rekannya. Setelah dialog singkat, Utsman memerintahkan 'Ammar dihukum. Orang-orang memukuli Ammar sampai pingsan dan melemparkannya keluar rumah. Ketika sadar kembali, 'Ammar berkata, "Ini bukan yang pertama aku disakiti dalam membela agama Allah." Aisyah keluar membawa rambut, sandal, dan pakaian Rasulullah saw. dan berkata, "Betapa cepat kalian meninggalkan sunah Nabimu."


Diriwayatkan bahwa 'Utsman menyesali tindakannya. la menyuruh Thalhah dan Zubayr untuk berkata kepada 'Ammar, "Pilihlah salah satu di antara tiga: memberi maaf, mengambil tebusan, atau qishah" Ammar menjawab, "Demi Allah, aku tidak akan menerima satu pun sampai aku berjumpa dengan Allah."


Walaupun Ammar tidak menerima satu pun usulan "Utsman, ia tidak juga mengerahkan rekan-rekannya untuk melakukan pemberontakan. Perlawanan bersenjata, yang kemudian membunuh Utsman, lebih banyak dilakukan oleh dua ribu penduduk Basrah, Kufah, dan Mesir. Boleh jadi sebagian Sahabat terlibat, tetapi kebanyakan mereka tetap menganggap "Utsman sebagai khalifah yang sah. Dan karena itu ia masih wajib ditaati. Protes-protes yang mereka lakukan, apa pun bentuknya, hanyalah pelaksanaan kewajiban amar makruf nahi munkar.


Perlawanan bersenjata sebagai upaya menegakkan pemerintahan adil baru dilakukan pada pemerintahan Bani Umayyah dan Abbasiyah Yang pertama kali melakukannya, walaupun dalam keadaan yang sangat tidak seimbang, adalah cucu Rasulullah saw. sendiri, Husayn ibn 'Ali. Terkenal ucapannya menjelang kepergiannya ke Kufah: "Aku tidak keluar karena ambisi atau ria. Aku keluar hanya untuk memperbaiki umat kakekku, Muhammad saw. dan aku bermaksud melakukan amar makruf nahi mungkar. "Kemudian Abdullah ibn Zubayer memberontak bersama penduduk Madinah. Zayd ibn Ali, bersama fukaha, memberontak melawan kezaliman Hisyam ibn 'Abd al-Malik. Muhammad ibn Abdullah, terkenal sebagai al-naf al-zakiyah, dan saudara-saudaranya, Ibrahim ibn Abdullah, memberontak pada awal pemerintahan al-Manshûr, salah seorang pendiri Daulah Bani Abbas. Kedua cucu Rasulullah saw. yang revolusioner ini hidup sezaman dengan Abu Hanifah. Dan kepada keduanya, Abu Hanifah memberikan dukungan. JR wa mā taufīqī illā billāh, 'alaihi tawakkaltu wa ilaihi unīb


Allâhumma shalli 'alâ Sayyiidina Muhammad wa Âli Sayyiidina Muhammad wa ajjil farajahum warzuqna fiddunya ziyâratahum wa fil âkhirati syafâ'atahum

***

KH. Jalaluddin Rakhmat, Pendiri Yayasan Muthahhari (Untuk Pencerahan Pemikiran Islam) dan Sekolah Para Juara (SD Cerdas Muthahhari www.scmbandung.sch.id, SMP Plus Muthahhari www.smpplusmuthahhari.sch.id, SMP Bahtera www.smpbahtera.sch.id, dan SMA Plus Muthahhari www.smaplusmuthahhari.sch.id).


6 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page