Akhi
CARA MENCERDASKAN BAYI
Cerdaskan Sejak di dalam Rahim
Mengisap atau mengkonsumsi zat-zat neurotoxins, seperti rokok, alkohol, dan obat-obatan terlarang, terbukti telah menghambat perkembangan otak dan meningkatkan risiko anak mengalami kesulitan belajar dan perilaku di kemudian hari. Di samping hal-hal yang “dilarang” seperti obat-obatan, alkohol, dan nikotin selama kehamilan, ada beberapa hal yang “diperintahkan” yang mempengaruhi perkembangan otak janin yang sehat. Makanan yang sehat adalah keharusan. Walaupun gizi yang sangat buruk sajalah yang merusak perkembangan otak bayi, secara umum, makin baik Anda merawat tubuh Anda, makin baik Anda merawat otak bayi yang sedang tumbuh.
Apa yang terjadi pada pikiran ibu dapat juga mempengaruhi perkembangan mental bayi. Walaupun psikologi janin masih baru, ada banyak bukti bahwa otak bayi dipengaruhi oleh peristiwa di luar rahim. Misalnya orangtua yang menyanyikan dan memainkan Mozart ketika bayi masih berada dalam kandungan akan meningkatkan kemungkinan bayi itu untuk menyukai Mozart di kemudian hari dan mendapat ketenangan karena nyanyian itu. Konon pemain cello Pablo Casals mulai membaca komposisi musik yang baru dan segera menyadari bahwa ia mengetahui yang berikutnya walaupun belum membacanya. Kemudian ia tahu bahwa ibunya, juga seorang pemain cello, telah melatih komposisi ini setiap hari pada usia terakhir kehamilannya.
Ibu yang kehamilannya dipenuhi dengan ketakutan dan kecemasan yang tidak kunjung selesai, besar kemungkinan melahirkan anak yang penuh kecemasan pula. Ibu dan bayi berbagi hormon, dan lingkungan yang penuh hormon stres dapat mempengaruhi pengkabelan otak yang sedang berkembang. Stres adalah bagian kehidupan, terutama pada saat-saat perubahan seperti kehamilan. Yang penting adalah penyikapan Anda terhadap stres. Ibu yang makan dengan baik, berolahraga secara teratur dan menyisihkan waktu untuk mengatasi takut dan cemasnya akan menciptakan lingkungan rahim yang lebih sehat bagi bayinya. Anggota keluarga lainnya harus menyadari pentingnya menjaga perasaan ibu, sehingga ia dapat mengalami keadaan setenang-tenangnya untuk merawat kehidupan baru yang berkembang di dalam rahimnya.
Permulaan Gizi yang Cerdas
Empat alasan mengapa air susu ibu dapat membangun otak yang lebih baik:
Meningkatkan Perawatan, ASI, di samping perawatan ibu, memberikan permulaan yang baik bagi bayi. Sekurang-kurangnya sebelas penelitian ilmiah membuktikan bahwa bayi yang mendapat ASI lebih cerdas daripada yang tidak diberi ASI. Dan makin sering serta makin lama bayi disusui, makin besar kelebihan intelektualnya.
Meningkatkan Sentuhan, Bayi-bayi ASI lebih besar kemungkinannya tidur sebagian atau sepanjang malam pada ranjang yang sama dengan ibunya, praktik perawatan ibu yang sehat yang dapat meningkatkan lamanya “waktu sentuh” harian. Dokter spesialis anak meyakini bahwa sentuhan—dan kekurangannya—berpengaruh besar pada perkembangan intelektual dan fisikal anak. Ibu-ibu yang menyusui juga lebih sensitif pada isyarat-isyarat anaknya. Agar berhasil menyusui, seorang ibu harus mengawasi bayinya dan bukan jam atau tanda pada botol susu. Kepekaan ini akan berlanjut pada hal-hal lainnya.
Meningkatkan Nutrisi Pembangun Otak, ASI mengandung sekitar 400 nutrien yang tidak terdapat pada susu formula. Misalnya, ASI mengandung lemak yang membangun otak dan menyediakan komponen pembangun mielin, lapisan insulasi sekitar serat-serat saraf yang mempercepat perjalanan pesan. ASI menyesuaikan diri dengan sempurna pada perkembangan otak manusia, jauh sebelum sains modern mempelajari pemberian makan kepada bayi. ASI mengandung banyak kolesterol (tidak terlalu banyak, dan tidak terlalu sedikit—diet kolesterol yang pas), dan kolesterol meningkatkan pertumbuhan otak. Susu formula mengandung sedikit atau tidak ada sama sekali kolesterol; keputusan pedagang yang barangkali didasarkan pada pemasaran ketimbang prinsip-prinsip nutrisi karena orang secara otomatis meninggalkan produk yang mengandung kolesterol. Pendeknya, bayi tumbuh besar tanpa zat yang mengembangkan otaknya kecuali kalau mereka diberi ASI. ASI juga kaya dengan nutrien pembangun otak lainnya. Laktosa, karbohidrat utama pada ASI, adalah gula yang disukai otak. Sebagian susu formula tidak mengandung laktosa. Taurin adalah protein pembangun otak yang ada pada ASI. Baru belakangan sebagian produk susu formula menambahkan taurin, tetapi mereka masih tidak dapat memastikan berapa tambahan taurin yang diperlukan.
Meningkatkan Kepekaan Orangtua, ita perlu untuk menegaskan lagi. Kepekaan orangtua pada isyarat-isyarat anaknya adalah salah satu di antara pembangun sikap yang paling sehat. Ibu-ibu yang menyusui lebih mungkin memberikan respons kepada kebutuhan dan tangisan bayi dengan cara yang lebih alamiah dan lebih sehat karena ia mempunyai bekal hormonal yang baik. Ketika bayinya menangis, aliran darah pada payudaranya meningkat dan ia akan didesak oleh dorongan biologis yang kuat untuk mengambil dan merawat bayinya. Makin sering ia merawat, makin tinggi tingkat hormon keibuannya (prolaktin dan oxytosyn)— pembawa pesan biokimia yang berjalan ke seluruh otak ibu dan mempengaruhi bagaimana ia bertindak terhadap bayinya. Hormon hormon ini dianggap membangun intuisi ibu yang tidak terukur tetapi sangat-sangat penting.
Menggendong Cerdas
Bayi yang digendong lebih jarang menangis. Bayi yang lebih jarang menangis menggunakan lebih banyak waktu dan energi untuk tumbuh dan belajar. Alasan neurologisnya adalah bahwa gerakan mengatur bayi. Bayi yang digendong menunjukkan pertambahan waktu bangun, yang disebut kesadaran tenang. Inilah keadaan ketika bayi dalam keadaan yang paling tenang dan paling mampu berinteraksi dengan lingkungan. Bayi-bayi baru saja mengacaukan sistem sarafnya dalam lingkungan baru. Mereka baru saja menyesuaikan dirinya dengan lingkungan di luar rahim karena tidak dipegang, tangan mereka bergantung, punggung mereka melengkung, dan sama sekali tidak nyaman. Buaian menempatkan bayi dalam posisi yang memungkinkannya untuk bergerak dan, dengan memegang buaian itu, bayi mengatur dirinya secara neurologis.
Keuntungan lainnya digendong dalam buaian adalah bayi menerima lebih banyak perhatian orangtua dan lebih banyak interaksi dengan lingkungan, dan karena itu lebih banyak membangun koneksi-koneksi sel otak. Para peneliti melaporkan bahwa bayi-bayi yang digendong menunjukkan kesiapan visual dan auditif yang lebih tinggi. Demikian pula keadaan kesadaran yang tenang akan memberikan kepada orangtua peluang lebih baik untuk berinteraksi dengan bayinya. Ketika dihadapkan ke depan dalam buaian, bayi memiliki pemandangan yang luas dari lingkungannya —ia dapat mengamati dunianya. Bayi belajar memilih—memfokuskan perhatiannya pada apa yang ia inginkan dan memalingkan perhatiannya dari apa yang tidak ia inginkan. Kemampuan memilih ini meningkatkan proses belajar.
Bayi banyak belajar pada tangan pengasuh yang sibuk. Pengalaman-pengalaman akan menstimulasikan saraf untuk berkembang dan berhubungan dengan saraf lainnya. Menggendong bayi juga membantu otak bayi yang berkembang untuk membuat hubungan yang tepat. Karena bayi secara dekat terlibat dalam dunia pengasuhnya dan ikut berpartisipasi dalam apa pun yang sedang dilakukan pengasuhnya, ia akan melatih dirinya untuk peka terhadap apa yang dikatakan dan dilakukan pengasuhnya. Otaknya yang sedang berkembang menyimpan pengalaman-pengalaman ini sebagai ribuan potongan film pendek yang tersusun dalam “Perpustakaan Neuronnya”, untuk diputar ulang, lagi dan lagi.
Karena mengetahui besarnya manfaat menggendong bayi terhadap perkembangan intelektual bayi itu, setiap orangtua baru yang datang ke tempat praktik kami mendapat petunjuk tentang “seni menggendong”. Orangtua yang menggendong bayinya sering kali berkata kepada kami, “Setiap saya mengenakan kain buaian bayi saya dan menyimpannya di dalamnya, bayi saya akan membuka matanya, mengangkat tangannya. Seolah ia sedang menanti saat bahwa ia akan segera berada dalam pelukanku, dan dalam duniaku.”
Berkata Cerdas
Ibu, kau tidak harus belajar bagaimana cara berbicara kepada bayimu. Engkau sudah alami seperti itu. Insting seorang ibu akan membantunya mengerahkan kemampuan keibuannya—naik turunnya nada yang diucapkan, mimik dan raut muka yang ditampakkan—itu semua kata-kata untuk sang bayi. Ketika mereka mempercepat tempo, memperlambat suara, dan melebih-lebihkan kata-kata. Perhatikan bahwa ketika engkau berbicara dengan bayimu, engkau sedang berakting dengan seluruh wajahmu ketika kau buka dengan lebar mulut dan matamu. Secara alami, kaupelankan suaramu, kauatur kecepatanmu bergantung terhadap respons dan perhatian bayimu. Untuk memastikan bahwa sang bayi menerima pesan yang tepat, para ibu secara alamiah memanjangkan vokal dalam kata-kata mereka: Bayiii pintaaar. Bagaimana cara ibu berbicara lebih penting buat sang bayi daripada apa yang dibicarakannya.
Para ibu juga secara alamiah mempertontonkan fenomena mengembangkan otak yang dikenal dengan “ambil bagian”. Ibu akan berbicara dengan meninggi-rendahkan suaranya. Kadang-kadang dengan banyak kejutan dan jeda, dengan demikian memberikan waktu kepada bayi untuk mengolah setiap kumpulan kata-kata pendek itu sebelum pesan berikutnya tiba. Meskipun kau akan merasakan bahwa berbicara kepada bayimu adalah pembicaraan satu arah (monolog), secara alamiah instingmu mengatakan kepadamu untuk berbicara kepada bayimu seolah-olah kau bayangkan ia berdialog denganmu. Analisis video terhadap seni yang indah dari komunikasi ibu-anak menunjukkan bahwa ibu akan bersikap seolah-olah bayinya berbicara balik kepadanya, menjawab pertanyaannya. Seorang ibu akan mengatur pembicaraannya, dan berhenti sejenak persis selama waktu yang—dalam imajinasinya—digunakan oleh bayinya untuk merespons pembicaraannya. Apalagi jika ibu itu berbicara dengan format tanya jawab. Ini pelajaran bicara bayi yang paling awal. Di sinilah para ibu membentuk kemampuan bayinya untuk mendengar. Bayi menyimpan kemampuan ini dan kelak menggunakannya kembali ketika mulai belajar untuk bicara. Inilah beberapa latihan yang dapat digunakan para ibu dan ayah untuk berbicara dengan bayi yang dapat mengembangkan kemampuan otaknya.
Pandanglah si pendengar. Tangkap mata bayi itu sebelum memulai pembicaraanmu. Kau akan dapat menahan perhatiannya lebih lama dan kemungkinan untuk mendapatkan respons yang baik lebih besar.
Usahakan responsif. Kau mungkin berpikir bahwa bayi tidak berbicara banyak sampai ia berusia satu setengah atau dua tahun. Tetapi, sebenarnya, bayi mulai “bicara” pada detik ketika ia dilahirkan. Bagi bayi yang sangat kecil, bahasa adalah setiap suara atau gerakan yang menunjukkan respons pengasuhnya. Kemudian bayi akan belajar bahwa bahasanya adalah alat baginya untuk sebuah interaksi sosial, ketika ia dapat memperoleh perhatian dan memenuhi keperluannya. Media komunikasi bayi berkembang seiring dengan pertumbuhannya. Mimik wajah, bahasa tubuh, isyarat tangan, gumaman, dan pada akhirnya kata yang diucapkan. Begitu pula perbendaharaan kosakatanya yang berkembang, bahkan sebelum ia mulai bisa berbicara. Dengan merespons secara baik terhadap tangisan bayimu, berbicara kepadanya, kau membantunya mengembangkan kemampuan komunikasinya. Ketika bayi “bicara”, orangtua belajar untuk mendengar. Ketika bayi menyampaikan tanda, misalnya, untuk memangkunya, orangtua belajar untuk membaca tanda itu dengan memangku bayinya. Karena isyarat bayi itu direspons sesuai keinginannya, bayi termotivasi untuk memberikan lebih banyak isyarat. Ia menyimpan respons-respons terhadap berbagai isyarat itu dalam otaknya yang sedang berkembang karena ia percaya bahwa ia akan mendapatkan respons yang sesuai dengan keinginannya. “Kebutuhanku akan terpenuhi,” ujar bayi itu penuh percaya. Hal yang sama tidak ditemui pada bayi yang tidak mendapat respons yang baik dari para pengasuhnya. Bayi-bayi ini tidak berkembang dengan baik.
Panggil bayi dengan namanya. Meskipun bayi baru sadar ada nama yang dihubungkan dengan dirinya pada akhir tahun pertamanya, nama yang secara khusus dialamatkan kepadanya akan memicu hubungan mental yang khusus dengannya: bahwa nama ini mempunyai suara yang khas yang pernah ia dengar sebelumnya, dan bahwa nama itu adalah pertanda akan banyak suara asyik lainnya yang akan ia dengar.
Sederhanakan. Gunakan kalimat-kalimat pendek dan kata-kata pendek dengan bunyi vokal yang dipanjangkan: cantiiik.
Buat gerakan yang hidup. Katakanlah, “Ayo, katakan ‘bye’ kepada kucing,” sambil melambaikan tangan kepada kucing. Bayi lebih mudah mengingat kata-kata yang dihubungkan dengan gerakan-gerakan yang hidup. Berbicaralah dengan nada panjang pada ujung kalimat. Keraskan kata-kata kunci. Bayi mudah bosan dengan bunyi-bunyi yang sama.
Ajukan pertanyaan. “Susi mau makan?” Berbicara dengan bertanya akan mengeraskan suara pada ujung kalimat sambil menunggu respons bayi.
Bicarakan apa yang Anda lakukan. Sambil melakukan tugas harian seperti mengenakan pakaian, memandikan, dan menggantikan popok, ceritakan apa yang sedang Anda lakukan, mirip laporan pandangan mata yang melaporkan pertandingan sepakbola, “Nah, sekarang Bapak lepasin popoknya ya, diganti dengan yang baru.” Wajar kalau mulamula Anda merasa kikuk. Tetapi, Anda tidak berbicara pada tembok batu. Ada manusia kecil dengan telinga besar dan otak berkembang yang mengolah setiap kata yang ia dengar, menyimpannya pada catatan memori tanpa akhir. Dalam pengalaman saya sebagai pediatris, saya sering memperhatikan bahwa anak-anak yang ibunya suka mengobrol menjadi anak-anak yang banyak bicara juga.
Bacalah untuk bayi. Tidak ada waktu terlalu cepat untuk membaca bagi anak Anda. Bayi senang kata-kata yang berirama dan puisi dengan intonasi naik turun. Tetapi, ada hari-hari ketika pikiran dewasa Anda memerlukan lebih dari sekadar buku anak-anak. Bacalah majalah favorit Anda atau buku dengan suara keras di hadapan bayi. Mendongenglah khusus untuk telinga bayi. Bayi belajar mengasosiasikan orangtua dengan permainan, yang juga menjadi latihan yang membangun otak. Bagi bayi, bermain adalah belajar. Untuk orangtua, menyediakan waktu yang teratur untuk melakukan sesuatu berarti besar kemungkinan ia akan melakukannya. Kegiatan rutin akan menumbuhkan hubungan. Jadi, aturlah pertemuan tetap untuk membaca. Sediakan waktu khusus “Bapak dan aku”. Tangan, pangkuan, dan intonasi vokal laki-laki dari suara Anda akan berbekas jauh pada peningkatan keterampilan membaca anak di masa depan.
Katakan dengan musik. Peneliti anak yakin bahwa bernyanyi lebih banyak mempengaruhi pusat bahasa di dalam otak bayi ketimbang sekadar kata-kata tanpa musik. Walaupun Anda bukan penyanyi opera, paling tidak Anda punya seorang pendengar yang mengagumi Anda. Bayi pada setiap tingkat usia mencintai nyanyian, baik yang dibikin sendiri maupun lagu para biduan. Susunlah sepuluh lagu favorit bayi dan mainkanlah berulang-ulang. Bayi menikmati perulangan.
Respons Cerdas
Bukan hanya cara Anda berbicara kepada bayi, tetapi juga cara Anda mendengar akan membantu membangun bayi yang cerdas. Banyak penelitian menunjukkan bahwa cara mengembangkan otak yang paling kuat ialah kualitas hubungan ortu-anak dan respons lingkungan pengasuh pada isyarat-isyarat anak. Respons dengan sentuhan hangat meningkatkan perkembangan otak bayi karena memasok otak dengan informasi yang benar dalam kehidupan anak ketika otak sedang memerlukan perawatan yang sebanyak-banyaknya. Jika Anda mulai merasa penting dalam membangun otak anak, Anda benar! Pendeknya, berjilid-jilid penelitian baru menyimpulkan bahwa apa yang dilakukan orangtua pada bayinya membuat mereka lebih cerdas.
Belum lama ini orangtua dihujani pesan yang keliru yang menyatakan bahwa apa yang mereka beli untuk bayinya lebih penting untuk perkembangan intelektual ketimbang apa yang mereka lakukan pada bayi. Reaksi berlebihan orangtua pada pemasaran barang ini menimbulkan tempat perawatan bayi yang lebih mirip ranjang bagi bayi zebra. Kursus stimulasi bayi menjamur dan alat-alat stimulasi otak dipasarkan kepada orangtua yang ingin punya modal utama untuk memasukkan anaknya ke Harvard.
Tidak ada bukti bahwa permainan yang mewah dan kursus yang mahal membuat bayi lebih cerdas. Ketika para peneliti mengevaluasi pengaruh mainan pada perkembangan bayi, ibu tetap berada paling atas. Dalam ceramah utama di pertemuan tahunan American Academy of Pediatrics, tahun 1986, spesialis perkembangan anak, Dr. Michael Lewis, meninjau ulang penelitian tentang faktor-faktor yang mencerdaskan bayi. Ceramah ini disampaikan sebagai tanggapan terhadap pemasaran berlebihan fenomena superbaby yang mementingkan penggunaan program dan alat-alat yang lebih memojokkan orangtua dalam peran guru ketimbang teman main dan pengasuh yang peka.
Ketika menyimpulkan hasil-hasil penelitian, Dr. Lewis menegaskan bahwa satu-satunya pengaruh yang paling penting dalam perkembangan intelektual anak adalah sikap responsif pengasuh pada isyarat bayi. Isyarat membangun koneksi. Jadi, yang membuat anak cerdas bukanlah barang[1]barang yang dibeli orangtua atau kartu yang diperlihatkan kepada bayi. Hubunganlah dan bukan benda yang membuat bayi Anda lebih cerdas.
Musik Cerdas
Musik menenangkan pikiran dan tubuh. Penelitian baru membuktikan apa yang sudah lama diduga orangtua: musik dapat membuat anak-anak lebih tenang, dan karena itu, lebih cerdas. Minat terhadap musik sebagai stimulan otak berasal dari pengamatan pada bayi-bayi prematur yang berkembang lebih baik ketika diperdengarkan kepadanya musik klasik. Penelitian di sekolah telah menunjukkan bahwa perhatian dan prestasi murid meningkat ketika mendengarkan musik klasik sebagai musik latar belakang. Para ilmuwan musik berteori bahwa musik “mengorganisasikan” pola-pola neuron di seluruh otak, terutama pola-pola yang berkaitan dengan pemikiran kreatif. Para dokter berteori bahwa musik mempunyai efek menenangkan dan merangsang keluarnya hormon endorfin.
Bermain Cerdas
Bagi anak-anak, bermain dan belajar sama saja. Bayi belajar tentang dunia mereka melalui permainan, dan orangtua dapat memahami apa yang dipikirkan bayi dengan mengamatinya bermain. Dengan mengamati dan ikut serta dalam permainan bayi, orangtua dapat menangkap secara samar-samar semua proses pengambilan keputusan dan pemecahan soal yang berlangsung dalam otak bayi yang sedang berkembang.
Mainan Cerdas
Mainan adalah gula di atas kue pembangun otak. Hubungan Anda dengan bayi itulah kue yang sebenarnya. Basis teori perkembangan untuk mainan bayi adalah permainan kebetulan, ketika bayi “secara kebetulan” menemukan hubungan sebab akibat. Pada pokoknya, mainan harus merangsang sebanyak mungkin alat indra, sehingga bayi dapat melihat, mendengar, merasa, dan melakukan sesuatu pada permainannya.
Walaupun kami sudah menegaskan hal sederhana dalam kehidupan—yakni interkasi pengasuh dan bukan benda yang mencerdaskan bayi—tetapi berikut ini adalah mainan yang murah, tetapi dapat merangsang perkembangan bayi Anda pada tahun pertama.
Benda-benda bergerak.
Mainan yang bisa dipegang: giring-giring, ring (bergaris tengah 3-4 inci), telepon-teleponan, kaca yang tidak mudah pecah.
Mainan yang warna-warnanya cerah dan kontras, seperti hitam putih, persegi atau titik yang besar.
Cloth books.
Baby rolls (roler dari karet busa atau bantal untuk permainan lantai) Mainan yang bila ditekan berbunyi.
Balok dan bola (selalu disukai).
Mainan yang bisa dipegang dan dilempar.
Dan ini kriteria mainan yang baik untuk bayi:
Cocok dengan tingkat perkembangan anak.
Mendorong permainan imajinatif.
Meningkatkan interkasi ortu-anak.
Bertahan sejalan dengan pertumbuhan anak.
Aman.
KH. Jalaluddin Rakhmat, Pendiri Yayasan Muthahhari (Untuk Pencerahan Pemikiran Islam) dan Sekolah Para Juara (SD Cerdas Muthahhari, SMP Plus Muthahhari, SMP Bahtera, dan SMA Plus Muthahhari)