top of page
  • Writer's pictureAkhi

Di Balik Kesulitan Ada Kemudahan (3)


DALAM psikologi dikenal istilah post traumatic stress atau menderita stres karena trauma oleh sebuah peristiwa, seperti kehilangan anak, suami, istri, dan sebagainya. Stress itu mengakibatkan sistem imun penderita menjadi lumpuh. Ia lebih mudah tersinggung, tidak bisa merasakan kenikmatan-hidup yang terkecil sekali pun.

Ada juga post traumatic growth yaitu kejiwaan yang tumbuh lebih baik setelah menderita trauma, seperti dalam kisah pada artikel sebelumnya, yang kasih sayangnya tumbuh lebih besar kepada anak-anaknya setelah menderita trauma kepergian salah satu anaknya.


PADA penutup pembahasan ini, saya akan bercerita tentang seorang laki-laki bernama Greg. Cerita bermula saat Greg kehilangan jejak istri dan anak-anaknya. Setelah sekian lama, Greg kemudian menyewa detektif untuk mencari tahu keberadaan mereka. Akhirnya diketahui, ternyata istrinya kabur Bersama laki-laki lain setelah keduanya berjumpa di sebuah maill, dua minggu sebelumnya. Greg mengalami keguncangan hebat, pikirannya kacau, stres. Cinta yang selama ini ia curahkan ternyata dibalas dengan pengkhianatan.

Greg lalu berkonsultasi dengan psikolog bernama H. Joursen. "Orang yang membawa kabur istrimu itu tentu bukan orang baik, orang gila yang tidak tahu malu dan tidak punya keterikatan moral. Orang seperti itu hanya akan memanfaatkan orang lain, menguras keuntungan darinya. Ia tidak akan membahagiakan orang lain. Istrimu akan menyesali perbuatannya," kata psikolog itu.

Benar saja. Akhirnya, Amee, nama wanita itu, kembali kepada Greg. Dan, tentu saja, Greg sudah tidak mau menerima kehadirannya lagi. Dua bulan berikutnya, Greg mendapatkan hak asuh terhadap anak-anaknya, menjadi single parent.


Meski, kehidupan Greg selanjutnya masih belum cerah. Uang yang ia dapatkan dari gaji sebagai asisten dosen telah terkuras untuk membiayai perjuangannya mendapatkan hak asuh anak-anaknya di pengadilan. Garapan-garapan bukunya juga berantakan. Ia pun mencemaskan kondisi mental anak-anaknya sebab harus hidup tanpa seorang ibu.


Hari demi hari berlalu, luka hati Greg semakin kering, meski tetap berbekas. Ia merenungi kondisi berat yang pernah ia lalui itu. Ia tersentuh, sebab selama dalam penderitaan, banyak hikmah ia dapatkan. Banyak kawannya yang lebih memperhatikannya dan ikut membantu meringankan beban kehidupannya. Orangtuanya menjual rumah kemudian pindah ke tempat yang lebih dekat dengan Greg untuk membantu membesarkan anak-anak Greg.


Greg mengatakan bahwa pengalaman telah mengubah kehidupannya, mengajarkan bagaimana harus memperlakukan orang lain. Ia mengalami perubahan nilai-nilai dalam hidupnya. Kini ia lebih mudah berempati dan memaafkan orang lain dan tak lagi menjadi pemarah.


Berangsur kehidupannya membaik. Garapan-garapan buku yang sempat tertunda dapat ia selesaikan. Tak lama kemudian ia mendapatkan pekerjaan yang lebih layak. Begitulah. Terkadang tragedi membawa kebaikan dan kesadaran baru bagi penderitanya, untuk kemudian menjalani kehidupan yang lebih baik. []


KH. Jalaluddin Rakhmat, Pendiri Yayasan Muthahhari (Untuk Pencerahan Pemikiran Islam) dan Sekolah Para Juara (SD Cerdas Muthahhari www.scmbandung.sch.id, SMP Plus Muthahhari www.smpplusmuthahhari.sch.id, SMP Bahtera www.smpbahtera.sch.id, dan SMA Plus Muthahhari www.smaplusmuthahhari.sch.id).

31 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page