Akhi
DOSA DAN MUSIBAH
Updated: Dec 13, 2022
Ada doa yang sangat menyentuh dan dianjurkan dibaca pada malam-malam Ramadhan. "Tuhanku, para pengemis tengah berhenti di pintu-Mu. Orang-orang fakir tengah berlindung di hadapan-Mu. Perahu orang-orang miskin tengah berlabuh di tepian lautan kemurahan-Mu dan keluasan-Mu, berharap dapat singgah di halaman kasih-Mu dan anugerah-Mu. Tuhanku, jika di bulan yang mulia ini, Engkau hanya menyayangi orang yang menjalankan puasa dan shalat malamnya dengan penuh keikhlasan, maka siapa lagi yang akan menyayangi pendosa yang kurang beribadah, yang tenggelam dalam lautan dosa dan kemaksiatan.
"Tuhanku, jika Engkau hanya mengasihi orang-orang yang taat, maka siapa lagi yang akan mengasihi orang yang durhaka. Sekiranya Engkau hanya akan menerima orang-orang yang banyak amalnya saja, maka siapa lagi yang akan menerima orang yang sedikit amalnya. Ilahi, beruntunglah orang-orang yang berpuasa. Berbahagialah orang-orang yang shalat malam. Selamat dan sejahteralah orang-orang yang ikhlas. Sedangkan kami hanyalah hamba-hamba-Mu yang berlumuran dosa. Sayangilah kami dengan kasih sayang-Mu. Bebaskan kami dari api neraka dengan maaf-Mu. Ampuni dosa-dosa kami dengan kasih-Mu, wahai yang paling Pengasih dari segala yang mengasihi."
Doa tersebut menunjukkan tidak hanya kerendahan hati pendoa, tetapi juga pengakuan pendosa. Kita merasakan segala kelemahan diri kita dan menggantungkan semua amal kita pada kasih sayang-Nya. Memang, kita telah berusaha mengisi Ramadhan dengan amal-amal kita. Tetapi, kita tahu banyak sekali kekurangan kita. Kemalasan kita lebih banyak daripada ketaatan kita. Kealpaan kita lebih besar daripada zikir kita. Lidah-lidah kita lebih banyak bergunjing, memaki, atau mengeluarkan kata-kata yang tidak patut daripada membaca Al-Quran, menyebut asma Allah, atau menghibur hamba-hamba-Nya. Seluruh anggota badan kita lebih cepat memenuhi perintah hawa nafsu daripada menjemput panggilan Tuhan.
Apa akibat dari semua ini? Kita terus-menerus dirundung musibah. Kegelisahan lama bersambung dengan kegelisahan baru. Kecemasan kita bertambah setiap hari. Kita mengejar kebahagiaan, tetapi kita selalu menjumpai kemalangan. Kita tidak pernah tenang. Allah Swt. berfirman, Tidaklah menimpa kalian musibah kecuali karena perbuatan tangan-tangan kalian juga. Tetapi Allah meng- ampuni banyak sekali (QS Al-Syûrâ [42]: 30).
Imam 'Ali a.s. bersabda, "Tidaklah urat terkilir, batu terantuk, kaki tergelincir, tongkat tertusuk, kecuali karena telah berbuat dosa. Dan apa yang diampuni Allah sungguh banyak. Barang siapa yang Allah dahulukan siksanya atas dosa- dosanya di dunia ini, maka sesungguhnya Allah terlalu mulia dan terlalu agung untuk mengulangi siksanya lagi pada Hari Akhirat." (Ushul Al-Kafi, 2: 445)
Jadi, apa pun yang menimpa kita berasal dari dosa-dosa yang kita lakukan. Tubuh yang sakit, rezeki yang sempit, musuh yang menyerang, bencana yang menerpa, hati yang terluka, semuanya adalah akibat dosa. Tetapi, Tuhan yang Maha Pengasih tidak selalu menghukum dosa-dosa kita. Dengan sabar Dia membiarkan dan menunggu kita untuk kembali kepada-Nya. Tuhan selalu menanti hamba-hamba-Nya yang mau melabuhkan perahunya pada tepian lautan kasih sayang-Nya. Allah Swt. berfirman, Sekiranya Allah menyiksa manusia karena apa yang mereka lakukan, tentu tidak akan tinggal di punggung bumi satu makhluk pun (yang hidup); tetapi Allah menangguhkan mereka sampai pada waktu yang ditentukan. Maka, apabila datang waktunya sesungguhnya Allah selalu mengawasi hamba-hamba-Nya (QS Fȧthir [35]: 45).
Allah Swt. masih memberikan tempo kepada kita untuk bertobat. Bersihkan dan tanggalkan dosa-dosa itu sekarang juga. Datanglah kepada Allah dengan penuh penyesalan. Akui segala kesalahan dan kemaksiatanmu. Setelah Dia yang Mahakasih menerima tobatmu, maka semua akibat buruk dari dosa itu akan segera dihapuskan. Bukan itu saja, Tuhan juga akan mengganti seluruh keburukanmu dengan kebaikan. Tuhan akan menggantikan ketakutanmu dengan rasa damai, kefakiranmu dengan kecukupan, kebodohanmu dengan pengetahuan, kesesatanmu dengan petunjuk: Kecuali orang yang bertobat dan beramal saleh, maka mereka akan Allah gantikan keburukannya dengan kebaikan. Adalah Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang (QS Al- Furqan [25]: 70).
Dengarkan juga bagaimana Tuhan Yang Maha Pengasih memanggil hamba-hamba-Nya yang berdoa dengan sapa- an yang sangat mesra, Yâ 'Ibâdi, Hai hamba-hamba-Ku, Katakan: Hai hamba-hamba-Ku yang sudah melewati batas dalam berbuat dosa. Janganlah kalian putus asa dari kasih sayang Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa seluruhnya. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Kembalilah kalian kepada Tuhanmu, berserah dirilah kepada-Nya, sebelum datang kepada kalian azab kemudian kalian tidak lagi dapat membela diri (QS Al-Zumar [39]: 53-54).
Siapakah yang dipanggil Tuhan dalam ayat ini? Tuhan tidak memanggil: "Ya 'ibâdiyalladzina aqâmush shalȧt- wahai hamba-hamba-Ku yang mendirikan shalat" atau "Yȧ `ibâdiyalladzina amilush shâlihat-wahai hamba-hamba-Ku yang melakukan amal saleh." Yang dipanggil Tuhan untuk kembali kepada pangkuan-Nya adalah "Yå "ibâdiyalladzina asrafu 'ala anfusihim-wahai hamba-hamba-Ku yang sudah melewati batas." Yang dipanggil Tuhan adalah kita semua, yang sudah menghabiskan usia kita dalam kemaksiatan. Yang disapa Tuhan dengan penuh kasih adalah kita semua, yang sudah membebani punggung kita dengan kedurhakaan. Yang diminta Tuhan tidak banyak. Janganlah berputus asa. Dosa-dosa kalian besar, tetapi lebih besar lagi ampunan Allah. Kalian tidak layak menggapai kasih sayang Tuhan. Tetapi kasih sayang Tuhan sangat layak untuk mencapai kalian, karena kasih sayang Tuhan meliputi langit dan bumi.
KH. Jalaluddin Rakhmat, Pendiri Yayasan Muthahhari (Untuk Pencerahan Pemikiran Islam) dan Sekolah Para Juara (SD Cerdas Muthahhari www.scmbandung.sch.id, SMP Plus Muthahhari www.smpplusmuthahhari.sch.id, SMP Bahtera www.smpbahtera.sch.id, dan SMA Plus Muthahhari www.smaplusmuthahhari.sch.id).