Akhi
Dosa yang Menghapus Amal
Updated: Nov 29, 2022
Aku meneliti hadis-hadis penghapus dosa dari berbagai macam sumber. Kebanyakan hadis itu ternyata sahih. Jadi, hadis-hadis itu memang benar. Para ulama menyebut hadis-hadis seperti itu sebagai hadis targhîb: menggembirakan, menghibur, menyemangati. Jadi, janganlah berputus asa kalau Anda banyak dosa. Seusai salat, baca zikir bakda salat. Pada bulan Ramadhan, berpuasalah dan lakukan salat malam Ramadhan. Perbanyaklah istighfar. Hadis-hadis itu memberikan semangat kepada kita untuk melakukan amal-amal ibadah.
Tetapi, dari pertanyaan bapak pejabat itu, aku diingatkan bahwa hadis-hadis ini juga menyemangati orang untuk berbuat dosa. Bukan saja Anda terdorong untuk beribadah, tetapi juga tergoda untuk berbuat dosa. Seperti pemuda yang sudah saya ceritakan, ia berzina pada hari ini dan berpuasa pada hari esoknya. Ia berpikir bahwa saumnya akan menghapuskan dosa zinanya. Atau seperti pejabat itu, ia mengambil hak rakyat dengan serakah lalu memutihkan dosanya dengan haji dan umrah. Jangan-jangan, inilah yang menyebabkan orang mengerjakan salat dengan khidmat dan melakukan kemunkaran dengan nikmat. Jangan-jangan, inilah yang menyebabkan salatnya tidak mencegah dirinya untuk melakukan kekejian dan kemunkaran!
Selidik punya selidik, hadis-hadis penghapus dosa itu ada dua macam. Satu, ibadah menghapuskan dosa, seperti hadis-hadis yang sudah kita bicarakan. Satu lagi, dosa menghapuskan atau meniadakan amal ibadah kita. Dosa-dosa dapat menyebabkan tidak diterimanya amal. Inilah hadis-hadis yang menghalau kegalauanku. Rasulullah Saw ditanya tentang seorang perempuan yang berpuasa di siang hari dan berdiri salat di malam hari, tetapi ia sering menyakiti tetangga dengan lidahnya. Nabi yang mulia menjawab singkat, “Perempuan itu di neraka.” Tuh kan, bukan salat dan puasa yang menghapuskan dosa, tapi menyakiti orang justru menghilangkan pahala salat dan puasa tersebut.
Penasaran aku lacak lebih lanjut. Nabi Saw bersabda, “Siapa yang minum secangkir khamar, Allah tidak menerima salatnya 40 hari.”
“Barangsiapa yang makan sesuap makanan haram, tidak diterima salatnya 40 hari dan ditolak doanya 40 hari juga.”
“Allah tidak menerima sedekah seseorang kepada orang lain, padahal ada keluarganya sendiri yang sangat memerlukannya.”
Dan simak hadis qudsi berikut ini, “Demi kebesaran-Ku dan keagungan-Ku, sekiranya seorang yang durhaka beramal dengan amal seluruh nabi, Aku tidak akan menerimanya.”
Jadi, benarkah hadis yang menyatakan bahwa barangsiapa yang berpuasa dan melakukan salat malam di bulan Ramadan dengan iman dan ikhlas, Allah akan ampuni dosa-dosanya yang lalu dan yang akan datang? Benar, hanya jika, only if, amal-amal itu diterima Allah Swt. Benarkah hadis yang menyebutkan barangsiapa melakukan haji dan umrah, ia akan kembali ke tanah airnya seperti hari ia dilahirkan ibunya? Benar, dengan syarat-syarat dan ketentuan berlaku. Apa syarat-syarat itu? Ia tidak melakukan dosa-dosa yang menghapuskan atau merusak amal-amal salehnya.
Saya ingin menutup bagian ini dengan firman Allah Swt, Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yang pedih. Mereka itu adalah orang-orang yang lenyap (pahala) amalnya di dunia dan akhirat, dan mereka sekali-sekali tidak memperoleh penolong (Qs Ali ‘Imrân [3]: 21-22).
KH. Jalaluddin Rakhmat, Pendiri Yayasan Muthahhari (Untuk Pencerahan Pemikiran Islam) dan Sekolah Para Juara (SD Cerdas Muthahhari www.scmbandung.sch.id, SMP Plus Muthahhari www.smpplusmuthahhari.sch.id, SMP Bahtera www.smpbahtera.sch.id, dan SMA Plus Muthahhari www.smaplusmuthahhari.sch.id).