Akhi
Etika Menolong
Abu Umayyah bertanya kepada Abu Tsa'labah: Ya, Abu Tsa'labah, bagaimana pendapat Anda tentang ayat ini jagalah dirimu. la berkata: Sungguh, demi Allah, aku sudah bertanya kepada orang yang paling mengerti tentang ayat itu. Aku bertanya kepada Rasulullah Saw. Beliau bersabda: Lakukanlah perbuatan baik dan jauhilah perbuatan mungkar. Akan datang suatu zaman ketika kamu akan melihat kebakhilan dituruti, hawa nafsu diikuti, dunia didahulukan, dan setiap orang takjub dengan pendapatnya. Maka jagalah dirimu dan jauhilah orang kebanyakan. Nanti di hadapan kamu akan ada hari-hari kesabaran. Orang yang sabar pada waktu itu seperti memegang bara. Orang yang beramal pada waktu itu mendapat pahala lima puluh orang di antara kami atau di antara mereka sendiri. Nabi Saw. bersabda: Lima puluh kepada orang di antara kamu."
Kitab hadis terkenal Al-Targhib wa Al-Tarhib 4: 125 memberi kan judul pada hadis ini "Dorongan untuk Beramal Saleh di Tengah Kerusakan Zaman". Para mufasir, seperti Al-Suyuthi, mencantum kan hadis ini untuk menjelaskan makna ayat: Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka dia akan menerangkan kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan (QS-Al-Ma'idah [5]: 105).
Sepeninggal Rasulullah Saw., para pengikutnya akan hidup dalam situasi yang korup. Manusia berlomba-lomba menumpuk kekayaan dengan memuji kebakhilan. Kebanyakan masyarakat kehilangan panduan, menghabiskan umurnya untuk mengejarngejar kesenangan. Kepentingan dunia lebih diutamakan ketimbang kepentingan akhirat. Orang-orang membanggakan pendapatnya sebagai yang paling benar. Orang beriman harus menyempal dari kebanyakan orang. la harus tabah melakukan kebajikan. La harus bertahan untuk melakukan amal saleh, betapapun beratnya.
Kata "amal saleh" dikaitkan dengan "iman" dalam Al-Quran lebih dari tujuh puluh kali. Apa yang disebut amal saleh itu? Sebagian berpendapat bahwa amal saleh ialah pekerjaan yang disepakati sebagai kebajikan, apa pun agamanya. Misalnya, semuanya sepakat bahwa membela orang yang dizalimi itu adalah perbuatan baik. Sebagian orang membatasi amal saleh pada pekerjaan-pekerjaan yang tidak menuntut upah. Yang lain membatasi amal saleh sebagai pekerjaan yang dilakukan tanpa perencanaan yang baik. Banyak juga yang berpendapat bahwa amal saleh itu berupa sedekah dan ibadah-ibadah ritual. Amal saleh di antaranya tindakan yang dapat bermanfaat kepada orang lain. Tindakan membahagiakan orang lain disebut sebagai "shadaqah." Kata ini berasal dari "shadaqa", yang berarti benar, sejati, atau tulus. Orang yang bersedekah adalah orang yang imannya tulus. Sedekah tidak selalu berbentuk harta atau uang. "Termasuk sedekah adalah engkau tersenyum ketika berjumpa dengan saudaramu, atau engkan singkirkan diri dari jalanan," kata Nabi Muhammad Saw.
Untuk bisa menolong orang lain dengan tulus, kita memerlukan kecintaan tanpa syarat-unconditional love-pada semua orang. Cinta inilah yang dimasukkan sebagai fitrah dalam hati kita. Cinta ini adalah seperseratus dari rahmat Allah yang dijatuh-kan Tuhan di bumi. Lihatlah anak kecil yang berusia belasan bulan. Begitu ia mendengar ada anak lain menangis, ia segera menangis tanpa mempersoalkan apa bangsa, jenis kelamin, status sosial, agama, atau mazhab anak yang lain itu. Anak kecil dapat berempati tanpa syarat. Kita masih mampu berempati, tetapi empati kita sudah dibatasi oleh sekat-sekat yang dijatuhkan kepada kita oleh pendidikan, kebudayaan, bahkan agama yang kita anut.
Kita sering menangis beneran ketika melihat orang yang menderita itu berasal dari keluarga kita, kelompok kita, atau himpunan yang dapat disambungkan dengan kata "kita". Kita sering pura-pura menangis untuk siapa saja asalkan tangisan kita itu mendatangkan keuntungan kepada kita. Bukankah kita menjerit keras ketika ratusan ditahun 2000-an wisatawan meninggal di Bali dan tidak meneteskan air mata sedikit pun ketika ribuan orang dibantai di Sampit, Ambon, Aceh, dan tempat-tempat lainnya di Indonesia? Bukankah kita juga berlinang air mata ketika mendengar doa seorang kiai di mimbar TV, tetapi kehilangan air mata itu ketika menyaksikan ribuan TKI diusir dengan kejam dari sumber nafkah mereka?
Seorang syaikh tasawuf berkata, "Perkhidmatan tanpa cinta seperti bangkai yang cantik. Bentuk luarnya indah, tetapi ia tidak bernyawa." Dari seluruh upaya kita membantu orang lain, betapa pun kecilnya, Tuhan hanya menerima bantuan yang kita berikan dengan cinta.
Alkisah, seorang ibu dari salah seorang sultan dari Khilafah Utsmaniyah membaktikan hidupnya untuk kegiatan amal saleh. la membangun masjid, rumah sakit, dan sumur-sumur umum untuk daerah permukiman yang tidak punya air di Istanbul, Turki. Pada suatu hari, ia mengawasi pembangunan rumah sakit yang dibiayai sepenuhnya dari kekayaannya. Ia melihat ada semut kecil jatuh pada adukan beton yang masih basah. Ia memungut semut. itu dan menempatkannya pada tanah yang kering. Tidak lama setelah itu, ia meninggal dunia. Kepada banyak kawannya ia muncul dalam mimpi mereka. Ia tampak bersinar bahagia dan cantik.
Kawan-kawannya bertanya apakah ia masuk ke surga karena sedekah-sedekah yang dilakukannya ketika masih hidup. Ia menjawab, "Saya tidak masuk surga karena semua sumbangan yang sudah aku berikan. Saya masuk surga karena seekor semut."
Ya Allah, jangan Kan tuntut dariku di bulan ini, semua kesalahanku. Hapuskan seluruh kesalahan dan kebodohanku. Hindarkan aku dari bencana dan petaka. Demi kemuliaan-Mu, Wahai Sandaran kemuliaan kaum Muslimin.]
KH. Jalaluddin Rakhmat Pendiri Sekolah Para Juara
Buku Madrasah Ruhaniah halaman: 138