top of page
  • Writer's pictureAkhi

Ibn Qayyim Menyingkap Strategi Iblis



Ibn Qayyim Al-Jauziyyah adalah alim besar, pengikut mazhab Hanbali. Gurunya, Ibn Taimiyah, sering disebut sebagai pembaharu dalam sejarah pemikiran Islam. Dalam menyerang bid'ah, Ibn Qayyim melanjutkan tradisi gurunya; tetapi dalam hal tasawuf, Ibn Qayyim mempunyai pendapat yang unik. Dia menulis pengantar pada tasawuf hanya dengan menafsirkan ayat Iyyâka na budu wa iyyâka nasta în (QS 1: 5). Semuanya terdiri atas tiga jilid tebal dan diberi judul Madârij Al-Sâlikin. Salah satu kupasannya yang menarik adalah inventarisasi "trik- trik" Iblis dalam menjebak manusia.


Menurut Ibn Qayyim, setan menjebak manusia secara bertahap. Ia memperhitungkan jenis manusia yang dihadapinya. Mula-mula ia menggunakan strategi yang paling kasar, jelas, dan tegas. Cara ini hanya digunakan untuk orang-orang yang sudah menjadi setan sebelum digoda setan. Bukan weruh saduruning winarah, tetapi gendeng saduruning winarah! Strategi pamungkas hanya dijalankan dalam menghadapi orang-orang saleh, orang yang kadar imannya sudah tinggi. Marilah kita ikuti tujuh strategi Iblis itu.


Pertama, Iblis menawarkan kekufuran, mengajak orang untuk menolak agama, eksistensi Tuhan, risalah para rasul, dan kebenaran Kitab Suci. Agama diajarkan sebagai keterbelakangan dan agnotisisme dianggap sebagai pertanda kemajuan. Lihat, bukankah bangsa-bangsa yang modern tidak peduli dengan agama? Dengan meninggalkan iman Kristen, orang-orang Barat melejit dalam sains dan teknologi. Manusia modern adalah manusia yang rasional, sekuler, dan individual; sedangkan agama menyebabkan manusia irasional, dogmatis, dan diperbudak. "Tuhan sudah mati," kata Friedrich Nietzsche. Dengan menyerahkan diri Anda pada aturan agama, maka Anda tidak autentik lagi ̶ kata filosof-filosof eksistensialis. "Agama adalah neurosis universal," kata Sigmund Freud. Akhirnya, agama tak lebih dari sekadar candu yang diberikan oleh kaum borjuis untuk meninabobokan kaum proletar. Itu kata Karl Marx.


Boleh jadi yang diragukan adalah kerasulan. Seorang kenalan saya, seorang mahasiswa cerdas dari sebuah perguruan tinggi di Bandung, menyatakan bahwa dia tidak ingin melakukan shalat. "Soalnya, saya ingin beragama menurut cara saya sendiri. Mengapa saya harus diatur oleh Nabi Muhammad," katanya. Kawan saya ini tidak yakin akan perlunya utusan Allah. Dengan bangga, dia menunjuk Newton sebagai contoh. Katanya, Newton sembahyang di gereja ketika semua orang meninggalkan gereja. Dia ingin beragama tanpa harus diatur oleh doktrin-doktrin gereja.


Bila jebakan pertama gagal, Iblis merancang jebakan kedua. Anda tetap beragama dan meyakini kerasulan, tetapi Anda ditawari bid'ah. Dalam definisi Ibn Qayyim, bid'ah adalah segala hal yang bertentangan dengan Sunnah Rasulullah, baik dalam ibadah maupun di luar ibadah. Nabi mengajarkan sikap saling menghormati ketika terjadi silang pendapat. Ini Sunnah. Anda memutlakkan pendapat Anda dan mengafirkan orang yang tidak sepaham dengan Anda. Ini bid'ah. Termasuk bid'ah adalah memperbudak istri-istrinya; juga lancung dalam bisnis, karena Nabi mengajarkan sikap amanah; juga malas mencari ilmu, karena Nabi memuji para pencari ilmu.


Bila Anda berhasil menolak semua bid'ah itu, Iblis menjebak Anda dengan jebakan ketiga, yaitu lewat dosa-dosa besar (al-kaba'ir). Anda ditawari zina, korupsi, merampas hak orang lain, atau durhaka kepada orangtua. Iblis akan menyebut zina sebagai sistem pergaulan masa kini, korupsi sebagai keterampilan mengatur angka, merampok sebagai membantu rakyat kecil, dan durhaka kepada orangtua sebagai nasihat baik seorang anak. Biasanya dosa-dosa besar itu diajarkan secara berangsur-angsur juga. Karena itu, Al-Quran tidak hanya melarang zina, tetapi juga bahkan melarang mendekati zina. Anda mula-mula disuguhi kenyamanan berduaan dengan bukan mahram, kemudian sentuhan-sentuhan kecil, lalu mencari tempat sepi, dan seterusnya. Korupsi akan dimulai dari komisi, upeti, sampai pada pemalsuan anggaran.


Katakanlah Anda tidak mau melakukan dosa besar. Iblis datang dengan jebakan keempat: menawarkan dosa-dosa kecil. Dengan halus ia berkata, "Berbuat dosa itu manusiawi." Anda malaikat kalau tidak pernah berbuat dosa. Lagi pula, bukankah Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang? Allah mengampuni dosa-dosa kecil selama Anda meninggalkan dosa-dosa besar. Yang dilupakan oleh Iblis dan orang-orang yang rawan godaan Iblis adalah sabda Nabi, "Janganlah meremehkan dosa, karena dosa-dosa kecil akan menjadi besar bila orang menghimpunnya." Ali bin Abi Thalib berkata, "Dosa paling besar adalah dosa yang dianggap kecil oleh pelakunya."


Jebakan kelima didesain Iblis bila Anda juga berhasil menghindarkan dosa-dosa kecil. Iblis akan menyibukkan Anda untuk melakukan hal-hal yang mubah, boleh-boleh saja. Tetapi, bila senam pagi menyebabkan Anda tidak dapat melayani masyarakat ̶ padahal tugas Anda adalah sebagai pegawai negeri ̶ maka Anda jatuh pada jebakan Iblis. Begitu pula ibu-ibu yang aktif di luar, sehingga rumah tangganya telantar; atau mahasiswa yang asyik main catur sehingga lupa mengerjakan tugas-tugas sekolah.


Jebakan keenam lebih canggih lagi. Iblis menawarkan Anda dengan ibadah-ibadah yang utama, tetapi melalaikan Anda dari hal- hal yang lebih utama. Kedengarannya sulit. Berzikir itu utama. Bila Anda sibuk berzikir, membersihkan diri atau tafakur di sudut rumah Anda, lalu Anda mengabaikan masalah-masalah sosial, maka Anda melupakan hal yang lebih utama. Kita jatuh pada jebakan keenam ketika kita meributkan perbedaan kecil dalam ibadah dan melupakan kualitas ekonomi kita, juga ketika kita mengeraskan talqin kita dan melupakan orang lain yang terganggu.


Jebakan terakhir, yang paling canggih, khusus untuk orang-orang takwa. Iblis akan mengerahkan bala tentaranya ̶ jin dan manusia ̶ untuk menyakitinya. Orang saleh itu akan difitnah, dicaci maki, diganggu dengan lisan, atau tindakan kebenaran ajarannya akan disebut dusta, keberhasilan pribadinya akan dianggap skandal, dan nasihatnya akan diperlakukan sebagai tindakan subversif atau meresahkan masyarakat.


Ibn Qayyim benar. Dia mengingatkan kita kepada firman Allah,

Hai orang-orang beriman! Janganlah kamu turuti langkah-langkah setan! Dan siapa yang menuruti langkah-langkah setan, sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan keji dan kesalahan. Dan kalau tiada kemurahan Allah dan kasih sayang-Nya kepadamu, maka untuk selamanya tiada seorang pun di antara kamu yang bersih (suci), tetapi Allah menyucikan orang-orang yang disukai-Nya; dan Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui (QS 24: 21). JR


***

KH. Jalaluddin Rakhmat, Pendiri Yayasan Muthahhari (Untuk Pencerahan Pemikiran Islam) dan Sekolah Para Juara (SD Cerdas Muthahhari www.scmbandung.sch.id, SMP Plus Muthahhari www.smpplusmuthahhari.sch.id, SMP Bahtera www.smpbahtera.sch.id, dan SMA Plus Muthahhari www.smaplusmuthahhari.sch.id).


31 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page