Akhi
Kebahagiaan Dapat Membantu Orang Lain
“Bagaimana mencapai, bagaimana mempertahankan, bagaimana meraih kembali kebahagiaan sepanjang sejarah bagi kebanyakan orang sebenarnya motif rahasia dari semua yang mereka lakukan” kata William James (1902, hlm. 76). Memang dapat dimengerti, karena keadaan bahagia dan tidak bahagia seseorang akan mewarnai segala-galanya. Orang yang bahgia memandang dunia lebih aman, membuat keputusan lebih mudah, menilai pelamar kerja lebih baik, lebih kooperatif, dan hidup lebih sehat, lebih energik, dan lebih memuaskan (Lyukomirsky & others, 2002; Myers, 1993). Waktu mood Anda muram dan pikiran Anda ruwet, hidup secara keseluruhan tampak kesedihan. Cerahkan mood Anda dan pikiran Anda pun meluas dan Anda menjadi lebih ceria dan lebih kreatif (Fredrickson, 2002). Hubungan Anda citra diri Anda, dan harapan Anda di masa depan juga tampak lebih menjanjikan. Emosi positif mendorong Anda untuk bergerak ke atas.
Selain itu –dan inilah penemuan psikologi yang paling konsisten –ketika bahagia, kita pun lebih suka membantu orang lain. Dalam berbagai penelitian, pengalaman yang membahagiaakan (mendapat uang, berhasil menjalankan tugas yang menantang, mengenang saat bahagia) membuat orang lebih besar kemungkinannya untuk memberikan sumbangan, membantu mengumpulkan makalah orang yang berjatuhan, mengorbankan waktunya, dan sebaginya. Para psikolog menyebutnya feel-good, do-good phenomenon (Salovey, 1990). Happiness dosen’t just feel goog, it does good.
Walhasil, secara agama, filsafat, dan ilmu pengetahuan, kita harus memilih hidup bahagia. Sekali lagi, bahagia adalah pilihan. Kapan saja Anda ditimpa penderitaan teguhkanlah dalam diri Anda untuk memilih bahagia. Dengarkan kembali ucapan Minnie, seorang ibu rumah tangga yang ditinggalkan suaminya karena the other women: "Kalau aku terus menerus menderita, enak dong dia. Dia bersenang-senang dengan isteri keduanya. Aku menangis setiap malam. Tidak, aku tidak ingin mengorbankan hidupku. Aku ingin memilih bahagia.
Tetapi, bagaimana caranya supaya hidup bahagia? Ikuti jawabannya pada kisah penutup untuk pembahasan ini, yang saya ambil dari Chicken Soup for the Teenage Soul, yang berjudul the Secret of Happiness. Dengan harapan Jack Canfield, Mark Victor Hansen, dan Kimberley Kirberger memaafkan saja, saya mengubah ujung kisah itu.
Ada kisah menakjubkan tentang seorang gadis yatim yang tidak punya keluarga dan tidak punya seorang pun yang mencintainya. Pada suatu hari, karena merasa sangat sangat sedih dan kesepian, ia berjalan-jalan melintasi padang rumput. Tiba-tiba ia melihat ada kupu-kupu kecil terjerat tanpa daya pada rumpun berduri. Makin keras kupu-kupu itu melepaskan diri, makin dalam duri-duri itu menyobekkan tubuhnya yang rapuh.
Anak dara yang yatim itu dengan sangat hati-hati melepaskan kupu-kupu dari jeratannya. Begitu terlepas, kupu-kupu itu bukannya terbang tetapi berubah wujud menjadi bidadari yang jelita. Anak dara itu mengusap-usap matanya karena tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Untuk kebaikanmu yang luar biasa," kata sang bidadari kepada gadis itu, "aku akan memenuhi permohonan yang kamu inginkan."
Si dara kecil itu berpikir sebentar dan kemudian menjawab, "Aku ingin bahagia!"
"Baiklah," kata bidadari itu. Ia membungkuk kepada gadis itu dan membisikkan sesuatu ke telinganya. Setelah itu bidadari yang baik itu menghilang. Ketika gadis itu tumbuh dewasa, tidak ada seorang pun di negeri itu yang sebahagia dia. Setiap orang bertanya apa rahasia kebahagiaannya. Ia hanya tyersenyum dan menjawab, "Rahasia kebahagiaanku ialah aku mendengarkan nasihat bidadari itu ketika aku masih kecil."
Ketika ia sudah sangat tua dan menjelang ajalnya, para tetangganya mengerumuninya, karena takut rahasia bahagia itu akan mati bersamanya. "Tolong ceritakan kepada kami," kata mereka menghiba. "Tolong ceritakan kepada kami apa yang dibisikkan oleh bidadari itu."
Perempuan tua yang baik itu hanya tersenyum dan berkata, "Setiap orang, betapa pun tentram kelihatannya, tidak jadi soal apakah dia tua atau muda, kaya atau miskin harus berusaha untuk mempelajari kiat-kiat meraih kebaha giaan. Bacalah buku Kang Jalal"
Tentu saja, kalimat yang terakhir itu adalah editing saya untuk cerita yang sebenarnya. Usaha pertama untuk meraih kebahagiaan ialah mengerti dahulu apa yang disebut sebagai kebahagiaan. Jika Anda penasaran, apa ujung cerita yang sebenarnya, sangat bagian yang tertulis miring itu harus dibaca " ….memerlukan aku"
KH. Jalaluddin Rakhmat, Pendiri Yayasan Muthahhari (Untuk Pencerahan Pemikiran Islam) dan Sekolah Para Juara (SD Cerdas Muthahhari www.scmbandung.sch.id, SMP Plus Muthahhari www.smpplusmuthahhari.sch.id, SMP Bahtera www.smpbahtera.sch.id, dan SMA Plus Muthahhari www.smaplusmuthahhari.sch.id).