top of page
  • Writer's pictureAkhi

Lailatul Qadar


Tafsir Surah Al-Qadr. Pada suatu malam Nabi Saw. bermimpi. Ia melihat Bani Umayyah meloncat-loncat seperti kera, mencemari mimbarnya yang suci. Nabi Saw. berduka cita. Agama yang ditegakkan dengan darah dan air mata pengorbanan kaum mukminin akan diselewengkan oleh para penguasa Bani Umayyah demi kepentingan politiknya. Makna Al-Quran dan hadis akan disimpang- kan demi memenuhi selera penguasa. Jika mimbar Nabi adalah lambang kemurnian Islam, kera-kera Bani Umayyah adalah lambang kelicikan yang mengotori kemurnian Islam. Dan kekuasaan Bani Umayyah itu akan berlangsung selama 83 tahun, atau seribu bulan. (Lihat Tafsir Ruh Al-Ma'ani, Al-Durr Al-Mantsir, Al-Fakhr Al-Razi, Rüh Al-Bayan, berkenaan dengan Surah Al-Qadr.)


Untuk menghibur Nabi Saw., Tuhan menurunkan Surah Al- Qadr. Betapapun berkuasanya Bani Umayyah, betapapun intensifnya mereka memegang hegemoni makna agama, agama yang murni akan tetap terpelihara dengan terpeliharanya Al-Quran. Turunnya Al-Quran, karenanya, lebih bernilai daripada seribu bulan.


Selain disebut Surah Al-Qadr, surah ke-97 ini disebut juga Surah Inná anzalnahu - sesuai dengan kalimat pertamanya. Para ahli tafsir berbeda pendapat tentang kapan surah ini diturunkan. Kebanyakan menyatakan surah ini Makkiyyah (artinya, turun di Makkah); tetapi sebagian ulama memasukkan surah ini sebagai surah Madaniyyah. Yang terakhir ini berpegang pada Asbȧb Al- Nuzul surah ini. Bukankah mimbar Nabi Saw. itu baru didirikan di Madinah, setelah Nabi Saw. hijrah? Semula Nabi Saw. berkhutbah dengan bersandar pada pohon kurma yang dibiarkan tumbuh di dalam masjid. Ketika jamaah makin berlimpah, dan agar Nabi Saw. dapat dilihat oleh para pendengarnya dibangunlah mimbar yang tinggi dengan tiga anak tangga.


Keutamaan Surah Al-Qadr. Nabi Saw. bersabda, "Barang siapa membaca Surah Al-Qadr, ia akan diberi pahala sama dengan orang yang berpuasa dan menghidupkan malam Qadr (artinya, tidak tidur sepanjang malam dan mengisinya dengan ibadah dan amal salih)." Dalam hadis lain yang diriwayatkan dari Muhammad Al- Baqir a.s. disebutkan bahwa barang siapa membaca Innȧ anzalnahu dengan suara keras sama seperti orang yang menghunus pedangnya di jalan Allah. Barang siapa membacanya perlahan- lahan sama seperti orang yang mencurahkan darahnya di jalan Allah. Barang siapa membacanya sepuluh kali, Allah akan menghapuskan dari pembacanya seribu dosa" (Tafsir Majma' Al-Bayan, Tafsir Al-Mu'in, dan Tsawab Al-A'mål).


Apabila Imam 'Ali a.s. melihat salah seorang di antara pengikutnya, ia berkata: "Semoga Allah menyayangi orang yang membaca Inna anzalnahu." Kemudian ia melanjutkan: "Untuk segala sesuatu ada buahnya dan buah Al-Quran adalah Inna anzalnahu. Untuk segala sesuatu ada perbendaharaannya, dan perbendaharaan kefakiran adalah Inna anzalnahu. Untuk segala sesuatu ada pertolongannya, dan pertolongan orang yang lemah adalah Innȧ anzalnȧhu. Untuk segala sesuatu ada kemudahannya, dan kemudahan orang yang menderita kesulitan adalah Inna anzalnahu. Untuk segala sesuatu ada penjagaan, dan penjagaan kaum mukminin adalah Inna anzalnahu. Untuk segala sesuatu, ada petunjuk, dan petunjuk orang yang salih adalah Inna anzalnahu. Untuk segala sesuatu, ada penghulunya, dan penghulu ilmu adalah Inná anzalnahu. Untuk segala sesuatu, ada perhiasannya, dan perhiasan Al-Quran adalah Inná anzalnahu. Untuk segala sesuatu, ada naungannya, dan naungan orang yang beribadah adalah Inna anzalnahu. Untuk segala sesuatu, ada kabar gembiranya, dan kabar gembira bagi makhluk adalah Innà anzalnahu. Untuk segala sesuatu, ada hujahnya, dan hujah sesudah Nabi Saw. terdapat pada Innà anzalnahu. Maka berimanlah kamu kepadanya." Beliau ditanya: "Apa arti beriman kepadanya?" Ia berkata, "Malam itu ada pada setiap tahun dan berimanlah kepada kebenaran yang turun pada malam itu."


Semua hadis yang menjelaskan keutamaan Surah Al-Qadr ini tentu saja dimaksudkan untuk orang yang membacanya dengan pemahaman dan mengamalkan pemahamannya dalam kehidupan sehari-hari. Apa yang terkandung dalam surah yang mulia ini?


Lailatul Qadar. "Dengan Nama Allah yang Mahakasih Mahasayang. Sesungguhnya kami turunkan dia (Al-Quran) pada Lailatul Qadar. Tahukah kamu apakah Lailatul Qadar itu? Lailatul Qadar itu lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh dengan izin Tuhannya, untuk mengatur segala urusan. Salam sejahteralah malam itu sampai terbit fajar." Surah ini menceritakan keutamaan Lailatul Qadar. Apa yang dimaksud dengan Lailatul Qadar?


Pertama, qadar atau "qadr" berarti ketentuan Tuhan yang berkaitan dengan hidup dan mati kita, suka dan duka kita, sehat dan sakit kita. Inilah malam ketika Tuhan menetapkan takdirnya bagi kita. Dalam Al-Dukhan 3-4, Allah berfirman: Sesungguhnya Kami turunkan Al-Quran pada malam yang diberkati. Sesungguhnya Kami selalu memberikan peringatan. Di malam itulah diatur segala urusan yang bijaksana (penuh hikmah)." Al-Quran dan terjemahnya" memberikan catatan kaki untuk ayat ini: Yang dimaksud dengan urusan-urusan di sini ialah segala perkara yang berhubungan dengan kehidupan makhluk seperti hidup, mati, rezeki, untung baik, untung buruk, dan sebagainya.


Pada Lailatul Qadar malaikat turun untuk "menuliskan" takdir kita buat tahun berikutnya. Karena itu, di malam itu kita dianjurkan untuk membaca doa-doa; bermohon agar Tuhan menuliskan kebaikan buat kita. Salah satu di antara doa itu ialah: "Ya Allah, panjangkanlah usiaku, luaskan rezekiku, sehatkan tubuhku, dan sampaikan aku pada harapanku. Jika aku sudah termasuk pada kelompok yang celaka, hapuskanlah namaku dari kelompok itu dan tuliskanlah aku termasuk kelompok yang berbahagia. Karena Engkau berfirman di dalam kitab-Mu yang diturunkan kepada Nabi-Mu sang utusan Saw. - Allah menghapus apa yang Dia kehendaki dan menetapkan apa yang dia kehendaki dan pada sisi Dia ada Ummul Kitab."


Berkenaan dengan Lailatul Qadar sebagai malam ditentukannya takdir manusia, Tafsir Ruh Al-Bayan mengutip sebuah syair Arab:


Fa kam min fata yumsi wa yushbihu aminan/wa qad nusijat akfanuhu wa huwa là yadri/wa kam min syuyukhin tartaji thila rihim wa gad ruhiqat ajsaduhum zhulmatal qabri/wa kum min arisin zayyaniha lizanjihȧ/wa qad qubidhat arwahuhum lailatal Qadri.


Betapa banyaknya pemuda yang pagi dan sorenya merasa tenteram, padahal kain kafannya telah dijahit tanpa diketahuinya.

Betapa banyak orang tua menggantung harapan sepanjang hidup nya, padahal tubuhnya telah didekatkan pada kegelapan kuburan nya.

Betapa banyak pengantin yang dihias untuk suaminya,

padahal arwahnya telah diambil pada Lailatul Qadar.


Kedua, "qadr" artinya kemuliaan, keagungan. Lailatul Qadar artinya malam keagungan, malam kemuliaan, the night of honors. Malam itu menjadi mulia karena ada peristiwa mulia yang terjadi padanya. Ada tiga kemuliaan yang terjadi di malam Qadar. Pertama, turun kitab suci yang mulia. Keagungan Al-Quran, yang melintas ruang dan waktu, membuat malam itu menjadi sangat istimewa. Kedua, Al-Quran turun kepada Nabi yang mulia, yang tanpa dia tidak akan diciptakan alam semesta. Ketiga, kemuliaan juga diberikan kepada mereka yang menghidupkan malam Ramadhan dengan ibadah dan amal salih. Karena itu, pada Surah Al-Qadar. kata Lailatul Qadr disebut tiga kali.


Ada banyak hadis tentang kemuliaan malam Qadar. Kita tidak punya cukup tempat umtuk mencantumkannya di sini. Percakapan antara Nabi Musa as. dengan Allah Swt. berikut ini menyimpulkan semua kandungan hadis-hadis itu:


Musa bermunajat kepada Tuhannya:

Tuhanku, aku ingin dekat-Mu.

Dia berfirman: Aku dekat dengan orang yang tetap terjaga sepanjang malam Qadar.

Musa: Tuhanku, aku menginginkan kasih-Mu.

Tuhan: Kasih sayang-Ku bagi orang yang menyayangi orang miskin pada malam Qadar.

Musa: Tuhanku, aku ingin selamat melewati jembatan Al-Shirath.

Tuhan: Keselamatan itu buat orang yang memberikan sedekah pada malam Qadar.

Musa: Tuhanku, aku ingin memperoleh taman surga dan buah-buahan di dalanmya.

Tuhan: Itu untuk orang yang bertasbih pada malam Qadar

Musa: Tuhanku, aku menginginkan keselamatan dari api neraka.

Tuhan: Itu untuk orang yang beristighfar pada malam Qadar.

Musa: Tuhanku, aku menginginkan ridha-Mu.

Tuhan: Ridha-Ku bagi orang yang shalat dua rakaat pada malam Qadar. (Miftal Al-Jannah, 217). JR



***

KH. Jalaluddin Rakhmat, Pendiri Yayasan Muthahhari (Untuk Pencerahan Pemikiran Islam) dan Sekolah Para Juara (SD Cerdas Muthahhari www.scmbandung.sch.id, SMP Plus Muthahhari www.smpplusmuthahhari.sch.id, SMP Bahtera www.smpbahtera.sch.id, dan SMA Plus Muthahhari www.smaplusmuthahhari.sch.id).

158 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page