Akhi
Manajemen Stres
EMOSI-EMOSI jiwa kita berpengaruh terhadap fisik. Jika marah, misalnya, jantung kita akan berdetak lebih kencang dan napas menjadi tersengal-sengal.
Dalam tubuh kita terdapat sistem imun yang melindungi tubuh dari virus dan bakteri. Lebih dari satu juta virus masuk ke tubuh pada setiap detik, tapi semuanya tertolak berkat sistem imun tersebut. Sistem itu adalah hormon kortisol yang keluar jika kita sedang stres atau emosional, dan meningkat kan kadar glukosa dalam tubuh.
Stres juga dapat memompa adrenalin sehingga dapat melakukan hal-hal yang luar biasa yang disebut dengan general addiction syndrome. Kita barangkali pernah mendengar cerita, dalam keadaan takut luar biasa, dikejar anjing, misal, orang bisa berlari lebih kencang daripada biasanya atau tiba-tiba bisa melompat sangat jauh yang tak bisa dilakukan dalam keadaan biasa. Dalam keadaan itu, hormon kortisol dan adrenalin memenuhi tubuh kita.
Jadi, sekali-sekali, stres memang dibutuhkan. Hanya sekali-kali, sebab, jika berkepanjangan, stres juga dapat berakibat buruk, mendatangkan penyakit baru, seperti flu. Orang yang menderita stres memiliki kemungkinan terserang flu dua kali lebih besar dibanding orang yang tidak stres. Pernah diadakan sebuah penelitian soal itu ... Dua orang- sama-sama sehat (tidak flu), yang satu mengalami stres, satu yang lain normal-dimasukkan ke dalam ruangan yang dipenuhi virus-virus flu. Penelitian itu dilakukan berulang-ulang. Dan, hasilnya, orang yang mengalami stres lebih mudah terserang flu ketimbang orang yang tidak stres.
STRES ada dua macam: stres positif dan stres negatif. Stres positif akan berdampak positif, seperti jika Anda sedang dikejar deadline, kemudian merasa tertekan, stres. Maka, Anda akan semakin terpacu untuk menyelesaikan pekerjaan secepatnya. Suatu ketika, saya pernah diminta oleh sebuah perusahaan menggantikan ceramah tentang strategic planning karena orang yang ahli dalam bidang itu berhalangan hadir. Saya terima saja, meski saya tidak ahli dalam bidang tersebut. Untuk mempersiapkan ceramah itu saya membeli buku-buku dengan tema strategic planning. Siang-malam saya pelajari buku itu. Ternyata pening juga membaca buku-buku yang sangat matematis. Saya cemas, sementara permintaan itu sudah telanjur saya terima. Lalu, saya ingat pesan para kiai, jika Anda ingin mempelajari sebuah buku, bacakan Surah al-Fâtihah untuk penulisnya. Saya lakukan itu tanpa memandang agama si penulis. Hingga saatnya ceramah tiba. Saya fokus saja pada apa yang saya pahami dari buku-buku itu. Dan, alhamdulillah, ceramah itu berjalan baik-baik saja. Sampai kemudian setiap perusahaan itu mengadakan pelatihan strategic planning, saya selalu diminta memberikan ceramah. Bermula dari stres dan cemas, saya terpacu untuk tahu sampai kemudian menjadi langganan berceramah.
Begitu sebaliknya dengan stres negatif. Ia akan berdampak negatif. Dalam penelitiannya, Friedman dan Riesman menemukan bahwa orang yang tidak dapat menanggulangi stresnya akan lebih mudah terserang coronary heart diseases atau penyakit jantung koroner.
Dalam penelitian lain, yaitu dengan meneliti antibodi dalam tubuh anak-anak yang sedang melaksanakan ujian sekolah, ditemukan bahwa terjadi penurunan jumlah antibodi selama mereka melaksanakan ujian itu. Penelitian itu menunjukkan bahwa stres menjadikan pengidapnya mudah terkena penyakit sebab mengalami penurunan jumlah antibodi.
Stres juga dapat meningkatkan kadar gula darah. Sebab, stres bisa memicu keluarnya adrenalin di dalam tubuh kita. Dan, keluarnya adrenalin itulah yang menyebabkan kadar gula darah meningkat. Jadi, agar terhindar dari penyakit gula darah, kita tidak hanya mengonsumsi makanan-makanan manis secara berlebih, namun, juga harus menghindari marah. Satu menit kemarahan akan menghilangkan enam puluh detik kebahagiaan. Sebab, saat marah, pada hakikatnya kita sedang menanam penyakit.
Stres juga bisa mengakibatkan gangguan-gangguan, seperti gangguan pernapasan, gangguan tidur, gangguan sistem pencernaan dan gejala-gejala lainnya, seperti tangan berkeringat, sakit leher, sakit kepala sebelah atau migrant, detak jantung yang tak teratur, kehilangan kreativitas, mudah tersinggung, berkeringat berlebihan, dan lain-lain.
Jadi, begitulah ... Seperti telah disebutkan dalam al-Baqarah: 10 di atas, Dalam hati mereka ada penyakit. Lalu, Allah menambah penyakit itu. Penyakit-penyakit hati, jiwa, seperti emosi, jika tidak diusahakan diredam maka akan menambah penyakit-penyakit baru, berpengaruh pada kesehatan fisik.
ADA istilah negative emotion (emosi negatif) dan fear (kecemasan). Negative emotion adalah ketakutan terhadap sesuatu yang pernah terjadi atau trauma.
Sedangkan fear adalah ketakutan atau kecemasan terhadap sesuatu yang belum terjadi. Seperti dalam anekdot. Ada seorang nenek yang menangis di pinggir jalan. Seseorang kemudian menanyakannya, “Kenapa menangis, Nek?"
"Aku kehilangan celuritku” kata nenek itu.
“Kapan?"
“Besok lusa."
"Kok, menangis sekarang?"
"Mumpung masih sempat dan bisa."
KITA terkadang menangisi dan mencemaskan sesuatu yang sebetulnya belum tentu terjadi. Kita terkadang marah, mengalami deadly emotion oleh bayang-bayang dalam pikiran, bukan oleh kenyataan. Itulah kepintaran sekaligus kebodohan manusia. []
KH. Jalaluddin Rakhmat, Pendiri Yayasan Muthahhari (Untuk Pencerahan Pemikiran Islam) dan Sekolah Para Juara (SD Cerdas Muthahhari www.scmbandung.sch.id, SMP Plus Muthahhari www.smpplusmuthahhari.sch.id, SMP Bahtera www.smpbahtera.sch.id, dan SMA Plus Muthahhari www.smaplusmuthahhari.sch.id).