top of page
  • Writer's pictureAkhi

Masuklah dalam Perlindunganku


Al-Fakhr al-Razi meriwayatkan kejadian yang dialami seorang penceramah. Pada satu pertemuan ia berkata, "Apabila seseorang bermaksud untuk bersedekah, 70 setan akan datang. Mereka akan bergelantungan pada tangan dan kakinya, merintanginya untuk bersedekah." Ketika mendengar ini, seseorang di antara hadirin berkata, "Akan kuperangi 70 setan itu."


Kemudian ia meninggalkan mesjid, kembali ke rumahnya, dan mengisi kantong kainnya dengan gandum. Ia bertekad untuk menyedekahkan gandum itu. Istrinya datang, mengajaknya bertengkar, dan melawannya hingga gandum itu berceceran. Laki-laki itu kembali ke mesjid dengan tangan hampa. Penceramah bertanya, "Apa yang telah Anda lakukan?" Ia menjawab, "Saya berhasil mengalahkan 70 setan. Tetapi, induknya datang. Ia berhasil mengalahkanku." (Al-Fakhr al-Razi 1:95).


Peristiwa ini mungkin hanya sebuah parodi. Al-Fakhr al-Razi ingin menegaskan bahwa ada dua macam setan: yang tampak dan yang tersembunyi. Kadang-kadang setan yang kelihatan lebih berat untuk dilawan. Setan jenis kedua ini mungkin berupa istri/suami, anak-anak, kawan sekantor, atau tetangga. Kekuatan mereka boleh jadi 70 kali lebih besar dari kekuatan setan yang tidak kelihatan.


Anehnya, tidak jauh dari kisah di atas, Al-Fakhr al-Razi juga membedakan dua macam musuh: musuh lahir dan musuh batin. Memerangi musuh batin jauh lebih berat. Musuh lahir biasanya berkenaan dengan harta dunia; musuh batin menyangkut agama dan keyakinan. Kalau kita kalah melawan musuh lahir, kita mendapat pahala. Kalau mati dalam perlawanan itu, kita mati syahid. Apabila musuh batin mengalahkan kita, kita jatuh dalam kebinasaaan. Untuk melawan musuh batin, dengan lidah dan kalbu kita harus selalu mengucapkan,


اَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّحِيمِ


"Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk."


Setan lahir menyerang kita di rumah, di tempat bekerja, di jalan-jalan, atau di medan pertempuran. Setan batin menyerbu langsung ke dalam kalbu kita. Karena hati lebih luas daripada langit dan bumi, pertempuran melawan setan batin jauh lebih dahsyat daripada perang lahir. Inilah jihad akbar melawan setan besar. Bahkan kita tidak dapat melakukan jihad kecil, perang melawan musuh lahir, apabila kita kalah dalam jihad akbar.


Apabila kita berhasil mengusir setan besar, kita akan mempunyai qalbun salim.


يَوْمَ لَا يَنفَعُ مَال وَلَا بَنُونَ إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ


Pada hari itu tiada guna harta dan anak-anak. Kecuali yang da- tang kepada Allah dengan qalbun salim. (QS Asy-Syu'ara [26]: 88-89).

Salim artinya bersih, sehat, dan selamat dari akidah yang fasid dan akhlak yang tercela. Setan-setan besar yang harus diusir dari hati dapat berupa syirik (kepada Allah) atau dengki (kepada manusia).


Ketika menjelaskan makna hadis yang mengatakan, "hati itu taman Tuhan dalam diri manusia", Al-Fakhr al-Razi menulis:


"Allah swt. berfirman 'Wahai hambaku, telah Kujadikan taman surga bagimu dan engkau pun telah memperuntukkan tamanmu untuk-Ku. Tetapi renungkanlah, apakah telah kaulihat taman-Ku sekarang? Apakah engkau sudah masuk ke dalamnya? Si hamba berkata, 'Tidak, ya Rabbi'. Allah swt. berfirman lagi, 'Apakah Aku sudah masuk ke dalam tamanmu?' Tentu si hamba akan menjawab, 'Sudah, ya Rabbi'. Tuhan bersabda, 'Ketika engkau hampir masuk ke taman surga-Ku, Aku keluarkan setan dari taman-Ku, semuanya untuk mempersiapkan kehadiranmu. Aku berkata kepadanya, 'Keluarlah kamu dari sini dalam keadaan hina-dina. Aku keluarkan musuhmu sebelum kamu masuk ke situ. Sekarang apa yang kamu lakukan? Aku sudah berada di tamanmu tujuh puluh tahun. Mengapa belum juga kau keluarkan musuh-Ku? Mengapa belum kau usir dia? Pada waktu si hamba berkata, 'Tuhanku, Engkau berkuasa untuk mengeluarkan dia dari taman-Mu. Tetapi, aku hamba yang rentan dan lemah, aku tidak kuasa mengeluarkannya. Allah bersabda, 'Orang lemah akan menjadi kuat apabila ia memasuki perlindungan Raja Yang Perkasa. Masuklah dalam perlindungan-Ku sehingga engkau sanggup mengeluarkan setan dari taman hatimu. Ucapkanlah:


أعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّحِيمِ


Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk. (Al-Fakhr al-Razi 1:99).



Al-Quran adalah firman Allah, dan tidak ada cara yang lebih baik untuk mendatangkan Tuhan ke dalam hati kita daripada dengan apa yang datang dari Tuhan. Oleh karena itu, Tuhan berfirman,



فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَنِ الرَّحِيمِ


Apabila kamu membaca Al-Quran, maka berlindunglah kamu ke- pada Allah dari setan yang terkutuk. (QS. An-Nahl [16]: 98).


Kapan isti'adzah harus dibaca? Sesudah membaca Al-Quran, kata sebagian sahabat (seperti Abu Hurairah) dan tabi'in (seperti Malik dan Dawud). Sebelum membaca Al-Quran, kata sebagian besar sahabat, tabi'in, dan ulama. Kita mengatakan kedua-duanya. Sebelum membaca Al-Quran, setan akan memasukkan keraguan (waswas) untuk membaca firman Tuhan. Sesudah membaca Al-Quran, setan akan memasukkan keraguan untuk menerima firman Tuhan dan (apalagi) melaksanakannya.


Tulisan ini ingin menyajikan peristiwa-peristiwa yang terjadi atau yang dihubungkan dengan ayat-ayat Al-Quran, tidak untuk membela mazhab tertentu. Seperti semua tafsir, kita ingin menjelaskan makna ayat dengan latar belakang peristiwa. Lebih khusus lagi, kita ingin memperjelas pesan moral yang dibawa Al-Quran. Setan mungkin memasukkan keraguan ke dalam hati Anda, baik sebelum, ketika, maupun sesudah membacanya. Maka masuklah dalam perlindungan Allah dan bacalah isti'adzah:


أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّحِيمِ


Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.


***

KH. Jalaluddin Rakhmat, Pendiri Yayasan Muthahhari (Untuk Pencerahan Pemikiran Islam) dan Sekolah Para Juara (SD Cerdas Muthahhari www.scmbandung.sch.id, SMP Plus Muthahhari www.smpplusmuthahhari.sch.id, SMP Bahtera www.smpbahtera.sch.id, dan SMA Plus Muthahhari www.smaplusmuthahhari.sch.id).

48 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page