Akhi
Mengapa Sukses Membuat Sakit?
Di antara sebab mengapa sukses menyebabkan derita adalah pandangan hidup yang menganggap sukses sebagai perjuangan hidup dan mati. Berusaha sukses adalah masalah to be or not to be. "Kita harus bisa merasakan emosi bersaing, menang dan mengalahkan lawan kita, kata seorang motivator kepada para eksekutif. Dengan begitu, kita menempatkan jiwa dan raga kita dalam situasi perang. Kita mempergunakan cara hidup nenek moyang kita yang menghuni gua ratusan ribu tahun yang lalu.
Bayangkanlah: Kita sekarang keluar dari gua. Di depan kita menghadang harimau yang lapar. Kita segera memasang tubuh kita dalam situasi siaga, fight or flight. Adrenalin dipompakan ke dalam tubuh kita untuk menambah energi untuk menyelamatkan diri. Jantung berdetak lebih keras, tekanan darah lebih tinggi. Dengan meningkatkan aliran darah, oksigen dan glukosa disediakan untuk gerakan otot.
Katakanlah, kita berhasil melarikan diri. Suasana tegang itu mungkin berlangsung beberapa menit saja. Kita beristirahat di tempat yang terlindung. Atau kita gagal. Kita juga hanya tegang beberapa menit saja. Kita beristirahat.... di perut harimau. Pada waktu istirahat, detak jantung menurun, tekanan darah kembali ke normal, adrenalin habis. Inilah mekanisme mempertahankan kehidupan pada zaman gua.
Gaya hidup ini kita pergunakan juga untuk menyelamatkan diri pada zaman modern; dengan beberapa perbedaan yang lebih buruk. Harimaunya tidak datang tiba-tiba. Harimau modern mengancam kita setiap saat. Harimau sekarang muncul dalam bentuk ancaman masa depan, keunggulan pesaing, deadline, fluktuasi di pasar bursa, kebijaksanaan pemerintah, dan sebagainya. Dahulu, harimau kita itu harimau beneran. Sebagian besar harimau sekarang harimau jadian. la hanya muncul dalam imajinasi kita. Tetapi otak kita tidak bisa membedakan antara yang real dengan yang dibayangkan.
Pabrik farmasi dalam tubuh kita tetap saja bekerja dengan kapasitas penuh. Kelenjar kecil di atas ginjal tetap saja menyemprotkan hormon perangsang glukokortikoid dalam jumlah besar dan terus menerus. Dalam dosis besar, glukokortikoid merusak sistem imun dan menyebabkan kita rentan terhadap berbagai penyakit.
Glukosa tetap saja dipasok ke dalam darah dan meningkatkan insulin, yang mengakibatkan bertambahnya energi dalam tubuh. Bertambahnya insulin bisa menyebabkan hypoglisemia (kekurangan gula) dan bahkan diabetes. Kolesterol tetap saja dinaikkan untuk mempertahankan energi dalam berperang, sehingga Anda tahu apa akibat dari kelebihan kolesterol (Survei membuktikan bahwa para akuntan mengalami kenaikan kolesterol pada musim pajak; dan para pejabat menjelang akhir jabatannya). Darah yang seharusnya kita gunakan untuk membantu pencernaan tetap saja kita kerahkan untuk "membunuh" dan "lari". Akibatnya kita sakit perut, mual, perut kram, dan apa yang sering kita sebut dengan maag. Karena kekacauan perut, mulut kita yang kering dapat menimbulkan berbagai penyakit gigi.
Berbagai cairan yang dahulu kita keluarkan sewaktu-waktu untuk menyelamatkan kehidupan, sekarang kita produksi sepanjang masa untuk menghancurkan kehidupan! Walhasil, mengejar sukses sebagai peperangan tanpa gencatan senjata bukan saja telah merampas kebahagiaan kita; ia juga akan mencuri kehidupan kita tanpa kita ketahui.
Penyebab berikutnya dari gagalnya sukses untuk membawa kita kepada kebahagiaan adalah pandangan dunia yang materialistis. Orang berusaha memiliki hal-hal yang bersifat kebendaan untuk mencapai kebahagiaan. Sambil mengingat Sa’di dan Aristoteles, kita dapat memilih beberapa jalan menuju bahagia. Kita bisa mengumpulkan duit sebanyak-banyaknya, membangun rumah sebagus-bagusnya, membeli pakaian semahal-mahalnya; atau kita memupuk persahabatan, membantu orang yang membutuhkan, atau memelihara kebugaran jasamani dan kesehatan (baik fisik. maupun mental). Berbagai penelitian membuktikan bahwa cara pertama mengejar kekayaan - tidak melahirkan kebahagiaan. Kekayaan - kata para psikolog- berasal dari luar diri kita (extrinsic rewards). Cara kedua - seperti membantu orang lain-lebih mudah mendatangkan kebahagiaan. Di sini sumber kebahagiaan berasal dari diri kita (intrinsic rewards). Dengan kata lain, kita lebih mudah meraih kebahagiaan dengan kekayaan batin ketimbang dengan kekayaan lahir. Jadi, kekayaan lahir adalah jebakan kebahagiaan.
Sekarang ini, sekiranya Anda sudah "terinfeksi" penyakit sukses apa yang harus Anda lakukan untuk menghilangkan racunnya? Untuk menyembuhkan korban narkoba, kita harus melakukan program penghilangan racunnya lebih dahulu, program detoksifikasi. Begitu pula, untuk mengubah sukses beracun menjadi sukses manis, ikuti program detoks SST.
Bersambung pada pembahasan program detoks SST
KH. Jalaluddin Rakhmat, Pendiri Yayasan Muthahhari (Untuk Pencerahan Pemikiran Islam) dan Sekolah Para Juara (SD Cerdas Muthahhari www.scmbandung.sch.id, SMP Plus Muthahhari www.smpplusmuthahhari.sch.id, SMP Bahtera www.smpbahtera.sch.id, dan SMA Plus Muthahhari www.smaplusmuthahhari.sch.id).