top of page
  • Writer's pictureAkhi

Menjumpai Allah


Hasan Zadeh Amuli membahas sebuah risalah tentang perjumpaan (liqa) dengan Allah. Ia tidak menyebut hal itu dengan "memandang Allah". Karena, memandang hanya tertuju pada satu keindahan saja, yaitu keindahan penglihatan. Ia menggunakan kata "perjumpaan". Kata itu juga yang disebut dalam Al-Quran: "Barang siapa merindukan perjumpaan dengan Tuhannya, hendaklah ia beramal saleh dan tidak menyekutukan Tuhan dengan siapa pun." (QS Al-Kahfi: 110). Dalam ayat lain; Al-Quran menyatakan: "Orang-orang yang yakin bahwa mereka akan berjumpa dengan Tuhan mereka" (QS Al-Baqarah: 46).


Berjumpa dengan Tuhan adalah kenikmatan yang paling tinggi. Sebab, Tuhan memiliki seluruh sifat keindahan dalam tingkatan yang sempurna. Keindahan Tuhan itu abadi. Karena itulah, Tuhan lebih layak kita cintai. Karena itu pula, menurut Al-Ghazali, orang yang jatuh cinta kepada Allah itu ada dua macam:


Pertama, orang yang jatuh cinta kepada-Nya setelah merasakan lezatnya pertemuan dengan-Nya. Liqa terjadi tidak hanya di hari akhirat saja. Di dunia pun orang-orang tertentu dapat berjumpa dengan Tuhan. Kalau ia sudah merasakan sedikit saja nikmatnya keindahan Tuhan, ia akan jatuh cinta. Al-Ghazali menyebut orang-orang seperti itu sebagai al-aqwiya (orang-orang kuat), yang kecintaannya kepada Allah tidak tergoyahkan. Kalau orang mencintai Tuhan karena kebaikan-Nya, mungkin satu saat cinta mereka akan berkurang ketika ia merasa Tuhan tidak berlaku baik kepadanya. Tetapi, kalau orang jatuh cinta kepada Tuhan karena perjumpaan dengan-Nya, maka kecintaannya tidak dapat dibandingkan. Ia melihat (makrifat) dulu, kemudian jatuh cinta setelah pertemuan itu.


Kedua, orang yang disebut al-dhu'afa (orang-orang yang lemah). Umumnya orang jatuh cinta setelah berusaha setengah mati untuk belajar mencintai Dia. Cinta seperti ini direkayasa. la tidak jatuh cinta; tetapi ia belajar mencintai. Inilah yang kebanyakan kita alami. Oleh karena itu, kita harus selalu belajar bagaimana mencintai Allah.[]



KH. Jalaluddin Rakhmat, Pendiri Yayasan Muthahhari (Untuk Pencerahan Pemikiran Islam) dan Sekolah Para Juara (SD Cerdas Muthahhari www.scmbandung.sch.id, SMP Plus Muthahhari www.smpplusmuthahhari.sch.id, SMP Bahtera www.smpbahtera.sch.id, dan SMA Plus Muthahhari www.smaplusmuthahhari.sch.id).

92 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page