top of page
  • Writer's pictureAkhi

PEMBINAAN KELUARGA MUSLIM: TINJAUAN SOSIOLOGIS

Updated: May 11




Psikologi mempelajari perilaku individu: psikologi sosial mempelajari perilaku individu dalam kelompok sosial; dan sosiologi mempelajari. kelompok dan struktur sosial tempat terjadinya proses kelompok, Sosiologi mencurahkan perhatiannya pada organisasi sosial, struktur sosial, dan proses sosial. Yang menjadi objek penelitiannya ialah kelompok, sistem sosial, dan lembaga.


Sosiologi membahas, menggambarkan, dan memahami keteraturan dan ketidakteraturan sosial. Sosiologi keluarga berusaha menjelaskan keteraturan sistem keluarga: struktur, fungsi, dan perubahan. Dalam meninjau keluarga secara sosiologis, kita dapat menggunakan berbagai rangka teoretis: struktural-fungsional, konflik sosial, interaksi simbolis, pertukaran sosial, dan sebagainya.


Di sini, akan digunakan kerangka teoretis struktural-fungsional, dengan membatasi pembicaraan pada analisis fungsi keluarga.


Konsep-Konsep Pokok

Perkawinan adalah: (a) ikatan seksual yang disahkan secara sosial, dimulai dengan (b) pengumuman terbuka, diusahakan dengan (c) gagasan kelestarian, dan mengasumsikan secara agak eksplisit (d) kontrak pernikahan, yang memerinci kewajiban timbal-balik antara pasangan yang menikah dan antara pasangan tersebut dengan anak-anaknya." Perkawinan adalah prasyarat organisasi keluarga. Keluarga adalah dua orang atau lebih yang tinggal bersama dan terikat karena darah, perkawinan, dan adopsi.


Menurut J.R. Eshleman," keluarga mengandung beberapa unsur:

  1. Keluarga lahir sebagai hasil perkawinan.

  2. Keluarga terdiri atas orang-orang yang terikat karena perkawinan, darah, atau adopsi.

  3. Anggota keluarga memiliki tempat tinggal yang sama.

  4. Anggota-anggota keluarga mempunyai hak dan kewajiban timbal-balik satu sama lain.

  5. Keluarga mempunyai fungsi utama sosialisasi, terutama untuk anak- anak.


Dan keluarga Muslim ialah keluarga yang terikat dengan norma-norma Islam, dan berusaha menjalankan fungsi keluarga sesuai dengan norma-norma tersebut.


Fungsi Keluarga

Keluarga mempunyai paling sedikit beberapa fungsi berikut:

  1. Fungsi ekonomis: Keluarga merupakan satuan sosial yang mandiri, yang di situ anggota-anggota keluarga mengonsumsi barang-barang yang diproduksinya.

  2. Fungsi sosial: Keluarga memberikan prestise dan status kepada anggota- anggotanya.

  3. Fungsi edukatif Keluarga memberikan pendidikan kepada anak-anak dan juga remaja.

  4. Fungsi protektif: Keluarga melindungi anggota-anggotanya dari ancaman fisik, ekonomis, dan psikososial.

  5. Fungsi religius: Keluarga memberikan pengalaman keagamaan kepada anggota-anggotanya.

  6. Fungsi rekreatif: Keluarga merupakan pusat rekreasi bagi anggota- anggotanya.

  7. Fungsi afektif: Keluarga memberikan kasih sayang dan melahirkan keturunan.


Tuntutan Islam dalam Meningkatkan Fungsi Keluarga

Keluarga akan kukuh bila seluruh fungsi di atas berjalan seperti seharusnya. Apabila pelaksanaan fungsi di atas dihilangkan atau dikurangi, terjadilah krisis keluarga. Misalnya, bila keluarga gagal melaksanakan fungsi edukatif (menanamkan norma-norma Islam), anak yang lahir dalam keluarga itu tidak berhasil disosialisasikan. Kesalinghubungan antara anak dan orangtua akan mengalami ketidakteraturan (disorder). Keluarga juga akan mengalami konflik apabila fungsi-fungsi itu tidak berjalan secara memadai. Misalnya, bila fungsi sosial terlalu menonjol dan mengabaikan fungsi afektif, keluarga akan mengalami perpecahan.


Marilah kita lihat bagaimana prinsip-prinsip Islam dalam memperkuat fungsi keluarga, sehingga terbentuk keluarga Muslim yang “menjadi teladan buat orang-orang yang takwa" (QS 25:74):

  1. Islam memandang perkawinan sebagai "perjanjian yang berat" (QS 4: 21), yang menuntut setiap orang yang terikat di dalamnya untuk memenuhi hak dan kewajibannya. Islam mengatur hak dan kewajiban suami-istri, orangtua dan anak-anak, serta hubungan mereka dengan keluarga yang lain.

  2. Islam memandang setiap anggota keluarga sebagai pemimpin dalam kedudukannya masing-masing, Nabi Saw, berkata, "Setiap kamu adalah pemimpin, dan setiap kamu akan ditanya tentang kepemimpinannya. Laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya, dan akan ditanya tentang kepemimpinannya; seorang istri adalah pemimpin di rumah suaminya, dan akan ditanya tentang kepemimpinannya seorang pembantu adalah pemimpin dalam harta majikannya, dan akan ditanya tentang kepemimpinannya; semua kamu adalah pemimpin, dan akan ditanya tentang kepemimpinannya.

  3. Islam mengajarkan prinsip adil dalam membina keluarga. Adil berarti meletakkan fungsi-fungsi keluarga secara memadai. Tampaknya Islam meletakkan fungsi keagamaan sebagai fungsi paling utama keluarga. Perkawinan dianggap sebagai ikatan suci yang mempunyai dimensi duniawi dan ukhrawi sekaligus. Bersumber dari fungsi keagamaan inilah, keluarga menghidupkan fungsi mendidik, melindungi, dan kasih sayang. Fungsi ekonomis, sosial, dan rekreatif akan tumbuh sendiri bila fungsi keagamaan dan fungsi mendidik dilaksanakan.

  4. Islam memandang keluarga sebagai komponen terkecil dalam ikatan jamaah islamiah. Setiap keluarga diharuskan hidup dalam ikatan jamaah, mengembangkan dan dikembangkan oleh jamaah. Karena itu. Pembinaan keluarga dalam Islam erat kaitannya dengan pembinaan jamaah.


***

Dalam tulisan ini, saya menyajikan pokok-pokok pikiran sebagai bahan: diskusi. Saya ingin memberikan semacam alat analisis untuk meneliti keluarga Muslim secara sosiologis. Secara singkat, keluarga Muslim adalah satuan terkecil dalam sistem sosial umat Islam.


Islam memandang keluarga tidak saja sebagai tempat ketenteraman, cinta, dan kasih sayang (QS 30: 21), tetapi juga sebagai suatu perjanjian berat yang akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.


Tujuan ideal keluarga Muslim ialah li al-muttaqina imaman. Untuk itu, setiap keluarga, setiap rumah tangga, adalah "masjid" yang memberikan pengalaman beragama bagi anggota-anggotanya; sebuah "madrasah" yang mengajarkan norma-norma Islam; sebuah "benteng" yang melindungi anggota-anggota keluarga dari gangguan jin dan manusia; sebuah "rumah- sakit yang memelihara dan merawat kesehatan jasmani dan ruhani anggota-anggotanya: dan akhirnya sebagai "sebuah kompi" dalam hizbullah yang berjuang menyebarkan rahmat ke seluruh alam.JR


***

KH. Jalaluddin Rakhmat, Pendiri Yayasan Muthahhari (Untuk Pencerahan Pemikiran Islam) dan Sekolah Para Juara (SD Cerdas Muthahhari www.scmbandung.sch.id, SMP Plus Muthahhari www.smpplusmuthahhari.sch.id, SMP Bahtera www.smpbahtera.sch.id, dan SMA Plus Muthahhari www.smaplusmuthahhari.sch.id).

56 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page