Akhi
Perjalanan Amal ke Langit
Saya akan terjemahkan untuk Anda sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ibn al-Jauzi dari Ali bin Abi Thalib. Tapi sebelum itu, izinkan saya bercerita tentang kriteria hadis yang bisa diterima. Ahli hadis mengembangkan ilmu hadis, ilmu “mencela dan meluruskan” atau ‘ilm al-jarh wa at-ta‘dîl. Sayangnya, mencela dan meluruskan hadis sangat bergantung kepada mazhab seseorang. “Tidak pernah ada dua orang ahli hadis sepakat dalam mengecam atau memercayai periwayat hadis,” kata Ibn Hajar al-Asqalani.
Jadi, untuk orang awam seperti kita, apa kriteria yang bisa kita gunakan? Gunakanlah Al-Quran sebagai ukuran. Jika isi hadis sesuai dengan kandungan Al-Quran, maka terimalah! Jika hadis bertentangan dengan Al-Quran, maka tolaklah! Bukankah akhlak Nabi adalah Al-Quran? Maka, tentu akhlak yang diajarkannya juga adalah akhlak Al-Quran.
Dalam hadis berikut ini, semua butir nilai yang disebutkan dalam hadis didukung oleh Al-Quran. Rasulullah Saw bersabda: “Allah menciptakan langit dan bumi. Pada setiap langit, ada pintunya. Pada setiap pintu, ada malaikatnya. Pada setiap orang mukmin, Allah tempatkan empat malaikat: dua di pagi hari dan dua di sore hari. Pada waktu sore hari, dua malaikat membawa amal mukmin hamba Tuhan itu ke langit. Ketika sampai ke langit dunia, bertanyalah malaikat penjaga pintu, ‘Apa yang kalian bawa?’ Dijawab oleh keduanya, ‘Amal hamba Allah.’ Malaikat penjaga langit memeriksanya lalu berkata, ‘Kembalikan amal ini! Allah tidak mau menerimanya, dan melaknatnya, karena pelaku amal itu adalah seorang pendengki. Allah melarangku untuk meloloskan amal para pendengki.’ Benarlah irman Allah dalam Kitab-Nya: Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain… (Qs an-Nisâ’ [4]: 32).
Apabila pengamal itu dirinya bersih dari hasad, maka amalnya naik ke langit kedua. Malaikat penjaga langit kedua berkata, ‘Kembalikan amal ini! Allah tidak mau menerimanya, dan melaknatnya, karena pelaku amal ini adalah orang yang suka membicarakan keburukan orang. Allah melarangku untuk meloloskan amal para penggunjing.’ Benarlah firman Allah dalam Kitab-Nya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? (Qs al-Hujurât [49]: 12).”
Untuk menghindari pengulangan, selanjutnya saya persingkat saja. Di langit ketiga, ditolaklah amal orang yang berbuat zalim, yakni orang yang mengambil harta orang dengan batil. Ini dibenarkan Al-Quran dalam surah al-Baqarah: 188. Di langit keempat, ditolaklah amal para pengkhianat. Ini dibenarkan Al-Quran dalam surah al-Anfâl: 27. Di langit kelima, ditolaklah amal orang-orang yang takabur. Ini dibenarkan Al-Quran dalam surah Ghair atau al-Mu’min: 60. Di langit keenam, ditolaklah amal orang-orang yang riya (beramal bukan karena Allah). Ini dibenarkan Al-Quran dalam surah an-Nisâ’: 142. Di langit ketujuh, ditolaklah amal para pelaku dosa besar. Ini dibenarkan Al-Quran dalam surah al-Jâtsiyah: 21.
“Bila amal itu dilakukan tanpa kedengkian, tanpa gunjingan, tanpa kezaliman, tanpa pengkhianatan, tanpa takabur, tanpa riya, tanpa dosa-dosa besar, maka naiklah ia jauh di atas langit ketujuh. Amal itu bercahaya bagaikan kilat. Setiapkali ia melewati para malaikat, mereka semua memohonkan ampunan bagi pengamalnya dan malaikat mengantarkannya sampai ‘Iliyyîn, tingkat paling tinggi. Hal ini disebutkan dalam irman Allah dalam surah al-Muthafifîn: 18-21. Para pemikul ‘arasy pun berdoa, ‘Ya Tuhan kami, dan masukkanlah mereka ke dalam surga ‘Adn yang telah Kaujanjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara orangtua-orangtua mereka, pasangan-pasangan mereka, dan keturunan mereka semua. Sungguh, Engkau Mahaperkasa dan Mahabijaksana.’ (Qs al-Mu’min [40]: 8).” []
KH. Jalaluddin Rakhmat, Pendiri Yayasan Muthahhari (Untuk Pencerahan Pemikiran Islam) dan Sekolah Para Juara (SD Cerdas Muthahhari www.scmbandung.sch.id, SMP Plus Muthahhari www.smpplusmuthahhari.sch.id, SMP Bahtera www.smpbahtera.sch.id, dan SMA Plus Muthahhari www.smaplusmuthahhari.sch.id).