top of page
  • Writer's pictureAkhi

Program Detoks SST (Sindrom Sukses Toksik)


Dr. Paul Pearsall membedakan antara sukses yang toksik dan sukses yang manis. Untuk menghilangkan racun sukses dan menikmati sukses manis ia menawarkan resep 3 C: contentment, calm, connection. Saya ingin menerjemahkannya dengan 3 K: kepuasan, ketenangan, ketersambungan.


Kepuasan artinya perasaan cukup dengan yang sudah kita peroleh. Penderita SST tidak pernah merasa puas. Mereka ingin memperoleh yang lebih dari apa yang mereka punyai sekarang. Mereka selalu merasa kurang. Mereka hanya bisa disembuhkan bila belajar menyukai apa yang mereka punyai sekarang. "Kepuasan," kata David Myers, penulis buku The Pursuits of Happiness, "bukanlah memperoleh apa yang kamu inginkan tetapi menginginkan apa yang kamu peroleh. Dan itu memerlukan latihan dan pembiasaan.


Nabi Muhammad saw bersabda, "Jika kamu berada dalam keadaan tubuh yang sehat, keamanan terjaga, dan ada makanan untuk hari itu, kamu sudah memiliki semua dunia." (H.R. Ibn Majah, Kitab Zuhd). Dalam riwayat lain, beliau bersabda, "Hendaklah kamu puas dengan apa yang telah Allah bagikan untuk kamu, kamu akan menjadi manusia yang paling kaya" Ucapan Nabi saw itu bukan saja bergema pada para pendiri agama lainnya (yang tidak mungkin kita kutip satu persatu), tetapi juga pada ucapan para filusuf dan hasil-hasil penelitian ilmiah. Sekarang pun terserah pilihan Anda: Anda ingin menghancurkan kebahagiaan dan kesehatan dengan terus memupuk perasaan tidak puas atau mensyukuri apa yang telah Anda terima.


Abraham Maslow memberikan kepada kita latihan bersyukur, "Hanya satu yang harus Anda lakukan: Pergilah ke rumah sakit dan dengarkan semua nikmat yang sederhana yang sebelumnya tidak pernah disadari orang sebagai nikmat - bisa buang air, tidur di samping pasangan, bisa menelan, menggaruk yang gatal, dst. Dapatkah latihan kemalangan lebih cepat menyadarkan kita akan semua nikmat.”


Dr Pearsall menyambut pertanyaan Maslow, "Sebagai seorang yang sembuh dari kanker, jawabanku adalah 'iya. Tetapi Anda tidak perlu menunggu sampai menderita untuk belajar seni kepuasan. resapi artikel-artikel www.jalanrahmat.id duduklah dengan nyaman, tutup mata Anda, dan pikirkan seseorang yang Anda cintai. Bayangkanlah bahwa sekarang ini adalah kesempatan terakhir bagi Anda untuk melihat orang ini dan bahwa hanya saat inilah Anda dapat memeluk dia dalam jiwa dan hati Anda. Itu saja cukup untuk membangkitkan rasa puas dan membawa kita kepada perasaan sukses yang manis. Ahli ekologi Alan Their Durning menulis, 'Pada akhirnya, menerima dan hidup secukupnya dan tidak berlebihan akan mengembalikan kita kepada apa yang secara kultural kita sebut tanah air umat manusia: ketentraman keluarga, masyarakat, kerja baik, dan kehidupan yang baik.”


Dengan mengikuti saran dua orang psikolog ini kita sampai pada obat SST yang kedua-ketenangan. Ketenangan berarti memperlambat tempo hidup Anda. Kalau kehidupan seperti film, kita harus menset kehidupan dalam slow motion. "Sekarang ini," kata MJ Ryan, "tampaknya kita menghabiskan umur kita untuk terburu-buru. Kita selalu bergerak, dan kita menginginkan agar semua hal dan semua orang di sekitar kita bergerak lebih cepat... Penulis James Gleick mengatakannya dengan lebih tegas - kita semua menderita hurry sickness - penyakit terburu-buru. Kita mencari makanan yang disajikan dengan cepat, membeli komputer yang makin cepat, mencari modem yang memungkinkan kita mengklik informasi dengan cepat, belajar dengan cepat, dan bercinta dengan cepat. Kawan saya di Jakarta pernah menawarkan kepada saya kiat untuk berjumpa dengan Tuhan dalam waktu yang cepat.


Kata lain untuk penyakit ingin serba cepat ini adalah tidak sabaran (impatience). Inilah sumber dari segala tindakan kekerasan, kegelisahan, kemarahan, serta teman-teman lainnya dalam kelompok gangguan psikologis, ditambah dengan kelompok penyakit jasamaniah lainnya. Menyadari bahaya tidak sabaran, M. J Ryan kemudian melatih dirinya untuk sabar. Ia menemukan betapa dahsyatnya The Power of Patience:


Penelititan saya tentang rasa syukur, kesadaran akan apa yang telah kita terima, mendorongku secara alamiah kepada kedermawanan, memberikan diri kita dan sumber daya kita kepada orang lain, dalam The Giving Heart, yang kemudian membawa aku secara alamiah kepada kesabaran. Karena makin bagus kita membina kesabaran, makin bahagia dan makin tenang diri kita, bahkan ketika dunia tidak berjalan seperti yang kita kehendaki.


Dengan menggunakan sedikit kesabaran, aku dapat menunggu lebih tenang selama lima menit untuk mendapat giliran membayar di tempat fotokopi. Aku tidak punya lagi perasaan negatif seperti jengkel dan marah, dan akupun tidak lagi mengganggu orang lain di tempat perbelanjaan. Tekanan darahku tetap rendah dan sistem imunku tetap kuat. Aku merasa lebih puas-bahkan ketika menunggu".


Sungguh makin lama aku mempelajari dan mempraktikkan kesabaran, makin sadar aku bahwa kesabaran adalah faktor penting untuk menentukan apakah kita ingin puas dengan kehidupan. Kesabaran menyebabkan kita mampu mengendalikan diri, kemampuan untuk berhenti dan berada pada masa kini. Dari tempat itu kita dapat mengambil pilihan yang bijaksana. Kesabaran membantu kita untuk lebih penyayang terhadap orang lain, lebih tentram dalam menghadapi goncangan hidup dan lebih mampu memperoleh apa yang kita inginkan. Kesabaran membuahkan kedewasaan dan kearifan: hubungan yang lebih sehat, kualitas kerja yang lebih tinggi dan ketenangan jiwa."


Tidak sabaran dapat menjauhkan kita dari orang lain dan mengarahkan kita pada diri kita sendiri. Sabar, sebaliknya, mengalihkan perhatian dari diri kita pada orang lain. Sabar membawa kita pada ketersambungan keluarga kita, kelompok kita, masyarakat kita, dan bahkan dengan seluruh umat manusia. Paling penting dari itu semua, sabar mengantarkan kita pada sumber semua energi - Allah yang Mahakasih.


Ketersambungan bukanlah sesuatu yang harus kita cari. Kita telah diciptakan Tuhan untuk tidak. bisa hidup dalam kesendirian. Kita hanya akan bahagia bila kita menyambungkan diri kita dengan orang lain. Kita sudah punya ketersambungan, tetapi semangat kita untuk meraih sukses sering melemahkannya. Apa yang harus kita lakukan sekarang ialah memperkuat ketersambungan ini. Khalil Khawari, dalam Spiritual Intelligence: A Practical Guide to Personal Happiness, memberikan resep untuk menyambungkan kita kembali dengan orang lain. Ia menyebutnya LOVE:


L = Listen, belajarlah mendengarkan orang lain dengan seluruh jiwa kita dan dengan sabar, sedikit saja bicara pada dirimu.


O = Observe, amati isyarat-isyarat tersembunyi, yang tersurat walaupun tidak tersirat, bahasa tubuh, gerak tangan, dan situasi ruang dan waktu.


V = Value, hargai perasaan orang lain, kekecewaannya dan kepedihannya.


E = Empathize, tajamkan kepekaan Anda pada apa yang dirasakan orang lain dan bagaimana merasakannya.


Sebelum mempraktikkan semua program detoks di atas, saya menyarankan Anda mengisi tes di bawah ini. Tes itu juga mengukur racun sukses yang masih ada dan sekaligus menunjukkan apa yang harus Anda lakukan secara terinci. Tes ini saya kutip dari Dr Pearsall:





Survei sukses toksik


Gunakanlah skala berikut ini untuk memberikan jawaban Anda dengan mengambil sudut pandang orang yang telah Anda pilih untuk menilai Anda. Sambil mengerjakan tes, ingatlah bahwa skor yang rendah berarti lebih baik atau kurang toksik, "1" lebih baik dari "5".


5 = Tidak seperti dia

4 = Sedikit seperti dia

3 = Agak seperti dia

2 = Lebih mendekati dia

1 = Itulah dia


Orang yang sangat dekat mengenal Anda akan mengatakan bahwa Anda

  • sangat enak untuk dijadikan teman hidup dan rekan kerja.

  • asyik terlibat dalam kehidupan keluarga sama asyiknya dengan kehidupan kerja.

  • memberikan perhatian penuh ketika orang lain berbicara. Tidak jadi soal siapa dia.

  • tenang, sabar, tidak repot-repot, dan suka merenung.

  • lebih cepat bekerja sama ketimbang bersaing.

  • sama sekali tidak suka menilai atau berprasangka.

  • lebih sering memberikan pujian ketimbang kritik.

  • mudah memaafkan dan tidak menggerutu kebablasan.

  • jarang tampak terlalu sibuk", tergesa-gesa, dan selalu tampak "ada waktu"

  • tidak mudah marah dan jarang lepas kendali.

  • sama bersemangatnya baik pada pagi hari atau sore

  • jarang bermuka masam, dan banyak senyum dan tertawa

  • tidak bereaksi berlebihan serta tetap tenang ketika ditantang.

  • mudah menerima kritik dengan baik.

  • tampil sama baik di hadapan umum maupun di tengah keluarga.

  • jarang melakukan interupsi, berusaha mempercepat pembicaraan orang atau menjawab pertanyaan sebelum selesai.

  • tidak pernah menekan tombol lift yang sudah bernyala

  • tidak memutar kembali "kisah konflik di kantor" di tengah keluarga dan sanggup melupakan masalah kerja ketika sedang berlibur.

  • sama sekali tidak bermuka muram.

  • tidak memasukkan ke dalam hati atau mengeluh jika tidak mendapat perhatian yang sepatutnya.

- TOTAL


Jika skor Anda 20-30, Anda telah selamat dari jebakan kebahagiaan yang bernama sukses. Tapi apakah Anda selamat dari jebakan berikutnya: Jebakan Kekayaan?


KH. Jalaluddin Rakhmat, Pendiri Yayasan Muthahhari (Untuk Pencerahan Pemikiran Islam) dan Sekolah Para Juara (SD Cerdas Muthahhari www.scmbandung.sch.id, SMP Plus Muthahhari www.smpplusmuthahhari.sch.id, SMP Bahtera www.smpbahtera.sch.id, dan SMA Plus Muthahhari www.smaplusmuthahhari.sch.id).

16 views0 comments

Recent Posts

See All
bottom of page