Akhi
Saran-Saran David Sousa untuk Menggunakan Hal-Hal Baru (Novelty) dalam Sebuah Pembelajaran
David Sousa, penulis How the Brain Learns, memberikan tip-tip menarik agar sebuah pembelajaran terus memberikan suasana baru bagi siswa. Karena otak menyukai tantangan dan hal-hal baru, sebuah pembelajaran hanya akan menggairahkan apabila tidak monoton. “Menggunakan hal-hal baru tidak berarti bahwa seorang guru harus menjadi pelawak, dan Anda tidak harus menyulap ruangan kelas menjadi arena sirkus,” tulis Sousa. “Hal-hal baru di sini secara sederhana berarti menggunakan berbagai pendekatan pengajaran yang lebih mengutamakan lebih banyak kegiatan yang harus dilakukan oleh murid.”
Berikut ini adalah beberapa saran Sousa untuk memasukkan hal-hal baru ke dalam proses pembelajaran Anda.
Humor. Banyak sekali keuntungan positif yang bisa didapatkan dengan menggunakan humor di dalam kelas, untuk semua tingkat.
Pergerakan. Ketika kita duduk diam selama lebih dari dua puluh menit, darah di dalam tubuh terkumpul di pantat serta kaki kita. Dengan bangkit dan bergerak, kita melancarkan aliran darah. Dalam satu menit saja, kita akan memiliki sekitar 15 persen lebih banyak darah di dalam otak. Kita benar-benar bisa berpikir lebih jernih sambil berdiri daripada sambil duduk! Anak-anak kadang-kadang duduk terlalu lama di dalam kelas, terutama di sekolah-sekolah menengah. Carilah jalan untuk membuat mereka bangkit dan bergerak, terutama di saat mereka harus melatih secara verbal apa yang baru saja mereka pelajari.
Pengarahan multi-indrawi. Anak-anak masa kini sudah terbiasa dengan lingkungan yang multi-indrawi (melibatkan seluruh indra). Mereka akan lebih tertarik untuk memperhatikan pelajaran jika tersedia objek visual yang menarik serta berwarna-warni, serta jika mereka bisa berjalanjalan di sekeliling kelas dan membicarakan pelajaran yang mereka dapat.
Kuis dan permainan. Mintalah murid-murid untuk membuat sebuah kuis atau permainan untuk saling menguji kemampuan mereka tentang konsep-konsep yang telah diajarkan. Ini merupakan strategi umum yang sering diterapkan di kelas-kelas dasar, tetapi jarang digunakan di sekolah-sekolah menengah. Selain menyenangkan, permainan serta kuis memiliki nilai tambah, dalam arti mengharuskan murid-murid untuk berlatih dan mengerti sebuah konsep sebelum mereka bisa membuat pertanyaan-pertanyaan kuis beserta jawabannya. (Untuk pelajaran bahasa, sebagai contoh, kuis “Komunikata” dapat diterapkan sesekali.)
Musik. Meskipun penelitian ini masih tidak memiliki bukti-bukti lengkap, terdapat beberapa keuntungan jika kita memainkan musik di dalam kelas pada waktu-waktu tertentu selama pelajaran.
KH. Jalaluddin Rakhmat, Pendiri Yayasan Muthahhari (Untuk Pencerahan Pemikiran Islam) dan Sekolah Para Juara (SD Cerdas Muthahhari, SMP Plus Muthahhari, SMP Bahtera, dan SMA Plus Muthahhari).