Anger Management Skill

Deadly emotion adalah emosi yang dapat menyebabkan penyakit, secara fisik atau kejiwaan. Jadi, emosi, meski bersumber dari jiwa, dapat berpengaruh terhadap fisik. Rasulullah pernah bersabda, “Dalam tubuh manusia ada segumpal daging. Jika ia sehat, akan sehat pula seluruh tubuh. Jika ia sakit, akan sakit pula seluruh tubuh. Tahukah kau, segumpal daging itu adalah hati,” (HR Bukhari dan Muslim dari Nu’man ibn Basyir). Hadis tersebut adalah kiasan bahwa jika jiwa kita bersih maka kepribadian kita juga akan menjadi bersih. Begitu juga jika sebaliknya. Dalam hadis lain, Rasulullah mengatakan, “Hasad dapat merusak tubuh yang sehat.” Dan, “Hasad hanya mendatangkan mudarat dan kemarahan yang dapat melemahkan hati dan membuat sakit tubuh mu.”

Dalam Al-Quran disebutkan, ada orang-orang yang di hatinya terdapat penyakit, lalu Allah menambah penyakit itu. Di tulisan sebelum ini disebutkan, penyakit-penyakit hati, jiwa, seperti emosi, jika tidak diredam akan menambah penyakit-penyakit baru yang berpengaruh pada kesehatan fisik. Marah, misalnya, menjadi salah satu penyebab coronary heart diseases (penyakit jantung koroner), selain faktor-faktor biologis, seperti garam, kopi, rokok, kurang olah raga dan sebagainya. Sebab itu, kita perlu mempelajari anger management skill.

Dalam Al-Quran disebutkan, Orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, jika marah, mereka akan memaafkan (al-Syûrâ: 37).

Ayat tersebut berbicara tentang sebagian ciri-ciri orang bertakwa, yaitu mudah memaafkan. Dan, sesungguhnya, maaf itu menguntungkan orang yang memberi maaf sendiri, bukan orang yang diberi maaf-yang bersalah. Sebab, emosi yang dipelihara dalam hati akan memperkeruh jiwa, membuat hati tidak sehat, dan menjadi pupuk yang menyuburkan kebencian. Lalu, seperti disabdakan Rasulullah, jika segumpal daging (hati) itu sakit, akan sakit pula seluruh tubuh. Maka, Al-Quran memberi petunjuk, obat untuk semua itu adalah memaafkan.

Dalam surah lain juga disebutkan hal yang sama, yaitu kaitan antara ketakwaan dengan maaf. Allah berfirman, Bersegeralah mengharap ampunan Tuhanmu dan meraih surga yang membentang seluas langit dan bumi-yang telah dipersiapkan bagi orang-orang bertakwa, yaitu mereka yang mau berinfak-baik pada saat lapang atau malang-dan mampu menahan amarahnya serta mudah memaafkan kesalahan orang lain (Ali `Imrân: 133-134).

Dalam sebuah hadis dikisahkan, seorang sahabat pernah meminta nasihat kepada Rasulullah.

“Jangan marah!” kata Rasulullah, memberikan nasihatnya. Sahabat yang bertanya itu tak serta-merta paham dengan nasihat singkat itu. Ia merenung sampai kemudian mengerti bahwa dalam marah terkumpul segala keburukan. Lihatlah, jika orang sedang marah. Akan muncul keburukan-keburukan yang lain, seperti umpatan, kekerasan, permusuhan, dan sebagainya.

Saya sebutkan juga beberapa hadis terkait dengan marah, di bawah ini: Yang disebut orang perkasa bukanlah ia yang dapat mengalahkan lawan-lawannya, melainkan ia yang dapat mengendalikan diri saat marah. (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).

Ada sebuah pintu di neraka Jahanam yang tidak akan dimasuki oleh siapa pun kecuali orang yang melampiaskan kemarahannya dengan perbuatan nista.

Kemarahan dapat mencelakakan pelakunya serta akan menampakkan segenap aibnya.

Dalam kitab Nahj al-Balâghah disebutkan khotbah ke 153 Ali ibn Abi Thalib: Meski telah beramal saleh dan melakukannya dengan ikhlas, semua itu tidak akan berguna bagi yang bersangkutan saat bertemu dengan Tuhannya, jika ia masih menyimpan dua hal dan ia tidak menyatakan tobat, yaitu menyekutukan Allah dan melampiaskan kemarahan dengan perbuatan nista.

Salah satu akibat yang ditimbulkan oleh marah yang pelihara adalah permusuhan. Itu bisa terlihat jika orang melampiaskan kemarahan kepada yang dituju. Kata-kata buruk dan menyakitkan akan meluncur dari mulut atau tindakan nonverbal yang membabi buta.

Ichiro Kawachi dari Harvard School of Public Health (HSPH) menemukan bahwa risiko serangan jantung bagi pasien-pasien yang pemarah sama kuatnya dengan akibat dari hipertensi atau merokok. Nah, para dokter yang menangani pasien coronary artery diseases seharusnya juga selalu memeriksa riwayat kemarahannya. Sebab, kemarahan juga menjadi salah satu penyebab penyakit itu.

Maka, kita harus bisa mengendalikan dan menyikapi dengan benar kemarahan yang terjadi dalam diri kita. Sebab, kemarahan yang tak terkendali dapat menimbulkan hal-hal buruk lainnya. JRwa mā taufīqī illā billāh, ‘alaihi tawakkaltu wa ilaihi unīb.

Allâhumma shalli ‘alâ Sayyiidina Muhammad wa Âli Sayyiidina Muhammad wa ajjil farajahum warzuqna fiddunya ziyâratahum wa fil âkhirati syafâ’atahum.

KH. Jalaluddin Rakhmat, Pendiri Yayasan Muthahhari (Untuk Pencerahan Pemikiran Islam) dan Sekolah Para Juara (SD Cerdas Muthahhari www.scmbandung.sch.id, SMP Plus Muthahhari www.smpplusmuthahhari.sch.id, SMP Bahtera www.smpbahtera.sch.id, dan SMA Plus Muthahhari www.smaplusmuthahhari.sch.id).

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *