“Aku tidak meninggalkan Madinah karena ingin merebut kekuasaan atau ingin menyombongkan diri. Aku tidak meninggalkan Madinah untuk menimbulkan kerusakan dan melakukan kezaliman. Aku berangkat untuk memperbaiki agama kakekku yang sudah disimpangkan orang. Aku ingin memerintahkan kebaikan dan melarang kemungkaran. Pada suatu dini hari di alam nasut, dalam perjalanan mi’raj di malam kudus, Al-Mushtafa sampai ke alam jabarut. Batas ruang dan waktu membaur menyabur. Pada alam “qaaba qawsaini aw adnaa”, pada jarak dua busur panah bahkan lebih dekat lagi, Al-Mushtafa bersimpuh dalam balutan Cahaya langit dan bumi. Ia tenggelam jauh menukik ke dasar samudra ketunggalan Ilahi. Ia hanya setetes embun yang bergabung dengan gelombang lautan kasih sayang rabbani. Dari kemilau cahaya yang mengalir dari alam lahut bergetar suara penuh cinta:“Allah yang Mahamulia dan Mahatinggi akan menguji kamu dengan tiga ujian. Bersediakah kamu bersabar menanggungnya. Kaifa Shabruk?”Kaifa Shabruk… Kaifa Shabruk… Kaifa Shabruk? Seluruh alam semesta, seluruh galaksi, seluruh gemintang, seluruh planet menggemakan firman Tuhan. Sejak butir-butir pasir yang terhampar di sahara yang tak terkira, sampai tata-tata surya yang menyebar di galaksi-galaksi yang tak terhingga, …
Read more “Kaifa Shabruk, Sanggupkah Kamu Bersabar Menanggungnya?”